(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Mengenang karya-karya hebat Sumitro Hadi - maestro tari Banyuwangi, pemkab menggelar Festival Sulur Kembang 2. Sebuah pagelaran tari lintas generasi yang menampilkan kreasi-kreasi apik Sumitro Hadi semasa hidupnya.
Sumitro Hadi adalah seniman tari asal Banyuwangi yang wafat akhir tahun 2020 lalu. Dia telah melahirkan sekitar 130 karya baik tarian dan gendhing/lagu. Sumitro dikenal sebagai koreografer dan pimpinan Sanggar Tari Jingga Putih Rogojampi dan merupakan salah satu koreografer Festival Gandrung Sewu.
Sumitro juga dikenal sebagai
Maestro Gandrung, sebab tiga karya tariannya, Jejer Gandrung, Jejer Jaran Dawuk
dan pertunjukan gandrungan telah didaftarkan di departemen hukum dan hak asasi
manusia pada 2004 dan berhasil mendapatkan sertifikat HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual).
Menampilkan puluhan penari lintas
generasi, Festival Sulur Kembang 2 sukses digelar di Hotel Aston Banyuwangi,
pada Jumat malam (12/3/2021). Sulur kembang sendiri diartikan bunga yang
menjalar kemana-kemana. Sebuah penggambaran dari seorang Sumitro Hadi yang
menyulurkan ilmunya kepada anak didiknya.
Pagelaran tersebut menyajikan
beberapa karya dari maestro tari Sumitro Hadi, yang telah menciptakan tari
seperti Onclang Kidang, Walang Kadung, Gandrung Dor, Rodat Syiiran, dan Kembang
Pesisiran.
Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah
yang hadir dalam acara tersebut mengatakan pagelaran seni budaya seperti ini
merupakan perwujudan dari konsep ajaran Trisakti yang digagas Bung Karno.
Dimana salah satunya berisi berkepribadian dalam berkebudayaan.
“Berkepribadian dalam berkebudayaan inilah yang saat ini sedang dilestarikan oleh kita semua di sini, khususnya para tokoh seni dan budayawan Banyuwangi,” ungkap Sugirah.
Keterangan Gambar : (Foto: Humas/kab/bwi)
Menurut Sugirah, seni kebudayaan
Banyuwangi juga dianggap sangat menunjang sektor wisata di Kabupaten
Banyuwangi. Salah satu sektor andalan Kabupaten Banyuwangi pada beberapa tahun
terakhir sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
"Banyak wisatawan tertarik
datang ke Banyuwangi karena atraksi seni kita yang menarik dan beragam. Saya
percaya, seni dan budaya yang dimiliki Banyuwangi, ke depan akan
memberikan warna sendiri terhadap kemajuan pariwisata yang akan datang,”
katanya.
Dalam kesempatan itu, Wabup Sugirah
juga memberikan tali asih kepada istri Sumitro Hadi, Sri Uniyati. Sebagai
penghargaan dan perhatian kepada keluarga seniman Banyuwangi.
Acara puncak Festival Sulur Kembang
itu menampilkan kolaborasi yang disusun secara medley oleh sanggar seni
Lang-Lang Buana. Pendiri Lang-lang Buana, Sabar Harianto, adalah penari yang mendapat
didikan langsung dari Sumitro Hadi.
Sugirah menilai event ini
membuktikan jika budaya Banyuwangi memiliki potensi besar yang harus terus
digali dan dilestarikan.
“Kedepan saya berharap pagelaran budaya adiluhung ini tidak hanya digelar di hotel-hotel, namun segera digelar di destinasi wisata ketika pandemi sudah reda di Tanah Blambangan,” pungkas Sugirah. (Humas/kab/bwi)