Penjual cabai di pasar tradisonal Banyuwangi. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Viral dugaan cabai diberi zat pewarna masih menjadi perbincangan hangat masyarakat di Banyuwangi. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Sample cabai yang diduga mengandung zat pewarna hingga kini masih dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kandungan apa yang membuat cabai tersebut mencair seperti cat setelah digoreng.
Meski penyebaran cabai dicat belum
terdeteksi tersebar luas di pasaran, namun pihak Dinas Kesehatan Banyuwangi
tetap mengimbau kepada masyarakat untuk waspada akan kabar cabai dicat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr
Widji Lestariono mengatakan, jika memang kabar itu benar, hal itu sangat berbahaya
bagi kesehatan jika sampai dikonsumsi. Sebab jika cabai yang mengandung zat
pewarna terkonsumsi, bisa dipastikan akan membuat kesehatan masyarakat
terganggu. hingga menyebabkan kerusakan pada organ tubuh manusia.
“Berita ini sangat memprihatinkan
kita ya. Karena lombok (cabai) yang dicat dengan pewarna yang tidak memenuhi
syarat kesehatan tentu akan berakibat buruk bagi kesehatan manusia,” kata dr
Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Kamis (25/3/2021)..
“Dampaknya jika memang benar itu
ada cabai dicat, ada dampak jangka pendek dan jangka panjangnya. Apalagi kalau
cabai dengan kandungan zat pewarna itu dikonsumsi dengan rentan waktu yang
cukup lama. Bisa merusak organ tubuh manusia,” imbuhnya.
Untuk itu Kepala dinas Kesehatan
Banyuwangi, meminta masyarakat untuk lebih teliti lagi dalam membeli cabai di
pasaran dan tak tergiur dengan warna cabai yang merona di tengah harga cabai
yang masih sangat tinggi.
“Meski penyebaran di Banyuwangi
terkait cabai dicat ini belum terdeteksi, masyarakat tetap harus waspada ya
kalau membeli cabai. Harus benar-benar teliti dan periksa dengan benar warna dari
cabai yang dibeli, pastikan itu warna asli,” ujarnya.
“Masa ekonomi sulit pandemi saat
ini banyak orang lagi susah, jadinya banyak orang nekat untuk mencari
keuntungan lebih besar meski itu membahayakan orang lain,” imbuh Kepala Dinas
yang akrab disapa Rio tersebut.
Seperti diberitakan, fenomena cabai
yang diduga dicat ini dialami oleh Suryati (73) warga Dusun Sidoagung, Desa
Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi pekan lalu. Suryati membeli cabai di
pedagang sayur keliling ini kaget saat sejumlah cabai yang ia goreng malah
mengeluarkan cairan kental berwarna oranye.
Diduga cairan itu adalah zat pewarna, sang cucu dari Suryati yang bernama Agung Prasetyo Hadi langsung mengunggah video pengalaman buruk keluarganya tersebut ke media sosial hingga video ini pun viral. (man)