(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Salah satu rangkaian kunjungan
kerja Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ke Banyuwangi adalah
mengunjungi pelaku UMKM di sentra kerajinan bambu di Desa Gintangan, Kecamatan
Blimbingsari, Banyuwangi, Kamis (19/10/2023). Di sentra bambu yang telah
memiliki pasar ekspor ini, Menperin menyebut jika Gintangan adalah contoh UMKM
yang ekosistemnya berjalan baik.
Menperin mengatakan Sentra Bambu Gintangan telah berhasil
membangun ekosistem yang mendukung eksistensi usaha para pelaku UMKM di
dalamnya. Mulai pemenuhan bahan baku, SDM pengrajin hingga pemasaran semuanya
telah berjalan dengan baik.
“Meskipun usahanya di desa , tapi mereka berkembang dan
maju, bahkan mereka bisa meraih pasar nasional, bahkan ekspor. Ini bisa menjadi
contoh bagi UMKM lainnya di Indonesia,” ujar Menperin.
Pada kunjungannya tersebut, Agus Gumiwang juga melihat
langsung dan berbincang dengan para pengrajin. Bahkan dia tertarik dan memesan
sejumlah kerajinan anyaman bambu mulai replika kapal pinishi hingga kerajinan
berbentuk wayang.
Sementara itu salah satu pelaku UMKM setempat yang sukses
membangun usahanya adalah Widodo (64) dengan brand Widya Handicraft. Widodo
menyebut jika usaha kerajinan bambu yang telah dirintis sejak 1991 ini
sudah berorientasi pasar ekspor.
“Untuk pasar ekspor, produk kami dikirim ke sejumlah negara
seperti Amerika, Dubai dan Australia, sampai Maldives, ” ujar Widodo.
Dijelaskannya, untuk membangun ekosistem usahanya hingga
stabil seperti sekarang, meskipun tidak mudah namun dengan ketekunan dan
konsistensi berhasil diwujudkan. Misalnya saja untuk bahan baku, saat ini ia
sudah memiliki pemasok lokal yang sudah paham dengan kebutuhan bahan bakunya.
“Pemilihan bahan baku sangat penting, Alhamdulillah selama
ini tidak ada kendala karena Banyuwangi punya stok yang melimpah. Pemasok juga
sudah paham bambu-bambu yang saya butuhkan,” ujar Widodo.
Usaha Widodo saat ini melibatkan 70 orang yang sebagian
besar adalah warga setempat termasuk ibu-ibu rumah tangga. “Ibu-ibu di sini
kami berdayakan, mereka senang karena pekerjaannya bisa dibawa pulang ke
rumah,” jelasnya.
Terkait pemasaran produk, dilakukan dengan membangun
jaringan serta mempertahankan kualitas produk. Saat ini ia berhasil membangun
rantai reseller, distributor hingga buyer internasional yang loyal.
“Saat ini kami ada puluhan reseller juga ada distributor
dan buyer internasional yang selalu melakukan repeat order. Kuncinya adalah
kami menjaga hubungan baik, dan yang penting kreasi dan inovasi produk untuk
menjaga kualitas produk ,” terangnya.
Salah satu pasar yang loyal adalah buyer dari Maldives.
Tidak hanya memesan produk kerajinan, bahkan ia pernah diminta langsung
membangun villa bambu di Maldives.
“Saat itu kami mengirim bahan baku bambu-bambu berukuran
besar dengan kontainer dan juga sekaligus mengirm tim sebanyak 26 orang ke
Maldives. Kami diminta langsung membangun villa disana. Sampai sekarang kami
masih diminta datang apabila ada perbaikan dan lain-lain,” kata Widodo. (humas/kab/bwi)