(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Selain karena curah hujan yang tinggi mencapai 388 mm, juga karena saluran sungai tidak mampu menampung debit air yang sangat besar.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengecek langsung lokasi banjir dan bertemu dengan warga terdampak.Terdapat enam desa yang dilanda banjir, Kamis (3/11/2022) malam.
Enam desa tersebut adalah
Kajarharjo, Kalibaru Kulon, Kalibaru Manis, Banyuanyar, Kebunrejo, dan Kalibaru
Wetan. Dari enam desa tersebut, Desa Kalibaru Wetan yang terdampak cukup parah.
Berdasarkan data sementara Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, di Kalibaru Wetan banjir mengakibatkan
35 rumah rusak berat, 13 rusak sedang, 13 rusak ringan, serta kendaraan dan
hewan ternak hanyut.
Tidak ada korban jiwa dalam
bencana tersebut. Selain itu banjir juga menyebabkan dua jembatan putus di
Dusun Krajan, Desa Kajarharjo.
"Untuk awal, fokus utama
adalah keselamatan warga. Puskesmas dan tim kesehatan dihadirkan periksa
kondisi warga,” kata Bupati Ipuk, saat meninjau Desa Kalibaru Wetan yang
mengalami banjir paling parah, Jumat (4/11/2022).
“Paralel kita fokus pembersihan
puing-puing dan sampah. Petugas bersama relawan dan warga kerja bakti untuk
membersihkan lingkungan. Alat berat telah ditempatkan di lokasi untuk melakukan
pembersihan. Truk-truk sampah juga kita kerahkan," imbuhnya.
Pemkab Banyuwangi juga telah
menyalurkan bantuan yang dibutuhkan warga. Selain itu posko bantuan dan dapur
umum telah didirikan yang dipusatkan di Balai Desa Kalibaru Wetan.
"Pendataan masih terus
berlangsung. Bagi warga yang rumahnya rusak berat kami siapkan tempat tinggal
sementara di Hotel Margo Utomo. Namun, warga banyak yang memilih tinggal di
rumah kerabatnya," kata Ipuk.
Untuk langkah selanjutnya Ipuk
mengatakan agar kejadian tidak kembali terulang, Pemkab Banyuwangi bersama
instansi terkait membuat mitigasi baru.
"Kami bersama instansi
terkait akan melakukan perencanaan mitigasi baru. Kami akan membuat jalur baru
dari hulu agar tidak masuk ke sungai-sungai kecil yang ada di pemukiman
warga," jelas Ipuk.
Kepala Dinas PU Pengairan, Guntur
Priambodo mengatakan, salah satu penyebab banjir tersebut karena curah hujan
dengan intensitas tinggi mencapai 338 mm. Hujan selama empat jam, membuat
saluran air kecil tidak mampu menampung lonjakan debit air, sehingga air meluap
ke pemukiman warga.
"Penanganan jangka pendek
segera mengembalikan fungsi saluran yang rusak agar tidak mengganggu suplai
air. Kami juga akan membuat afour saluran pembuangan perkebunan tebu diarahkan
ke sungai besar agar aliran yang kecil ini tidak meluap lagi," kata
Guntur.
Ditambahkan Plt Kepala Dinas PU
Cipta Karya Danang Hartanto, selain melakukan pembersihan di lokasi banjir juga
segera membenahi saluran-saluran yang buntu.
“Banyak material yang terbawa
dari atas. Termasuk batang-batang pohon besar serta sampah-sampah, ini salah
satu yang membuat aliran tidak lancar sehingga meluap,” jelasa Danang.
Terkait jembatan yang putus, menurut Danang, akan segera dibangun jembatan sementara. “Kami juga akan identifikasi semua bangunan yang ada di bantaran sungai. Kami petakan mana yang harus direlokasi dan yang masih dipertahankan," tambah Danang. (humas/kab/bwi)