Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani – Mujiono tengah menghadapi ujian cukup berat. Sang petahana jelas dituntut menang di arena Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berlangsung pada tanggal 27 November mendatang.
Pasalnya, paslon dengan tagline Maju Bersama Untuk Semua ini diusung oleh mayoritas partai politik (parpol). Total ada 16 parpol pengusung, baik parpol parlemen maupun non parlemen. Parpol parlemen yaitu PDIP, Demokrat, Golkar, Nasdem dan Gerindra serta PPP.
Sementara untuk parpol non parlemen pengusung Paslon IMUN yaitu Hanura, PKS, PKN, PSI, Partai Garuda, PAN, Partai Ummat, Perindo, Gelora dan Partai Buruh.Koalisi parpol besar ini juga menjadi perhatian.
Tentu ini menjadi tugas berat gabungan parpol bagaimana caranya bisa memberikan edukasi dan atau promosi jago yang diusung sekaligus didukung kepada seluruh lapisan masyarakat.
Semua parpol dituntut sekuat tenaga menggerakkan mesin partai, mulai dari pengurus di tingkat kabupaten, tingkat kecamatan hingga di desa desa. Seluruh barisan kader parpol sangat perlu bergerak hingga ke jajaran grass root (arus bawah, red).
Sebab, ini menyangkut citra dan nama baik parpol pengusung. Maka, tuntutannya adalah menang dan menang. Jika sampai terjadi kekalahan, ini berpotensi bisa berdampak terhadap kepercayaan publik terhadap parpol.
Bayangkan, jika sampai kalah ini menjadi catatan buruk bagi koalisi parpol skala “gemuk”. Meski kans incumbent menang cukup besar karena didukung mayoritas parpol, tapi kalau terlalu over convident (percaya diri, red) ini sangat beresiko.
Akibatnya sangat fatal karena hal itu menyangkut nama baik parpol dan citra sang petahana, apalagi ada sang menteri di dalamnya.Mau tidak mau, suka tidak suka, mesin parpol dituntut harus bergerak lebih jauh agar jagoannya melenggang menjadi pemenang. Sekali lagi, ini menyangkut harkat martabat parpol pengusung.
Pada bagian lain, sang penantang yaitu H. Moh Ali Makki Zaini – Ali Ruchi yang dikenal dengan tagline Ali-Ali tentu tidak ingin kalah. Mendaftar sebagai calon bupati-wakil bupati adalah menang, bukan kalah. Meski hanya diusung dua parpol, PKB dan PBB, tetapi Ali-Ali optimis bisa menang.
Jika sukses mengalahkan petahana, maka Gus Makki, panggilan H. Moh. Ali Makki Zaini akan menggema, menjadi kondang dan terkenal di seantero bumi nusantara. Betapa tidak, tokoh satu ini bisa sukses menjadi bupati meski didukung oleh minoritas parpol sebagai pengusung.
Gus Makki tentu saat ini tidak dalam tekanan alias nothing to lose tanpa beban. Frame koalisi bersama rakyat bisa menjadi semangat juang tim relawan. Ingat, ini proses demokrasi yang dilakukan oleh rakyat. Rakyat yang berkuasa dalam menentukan pemimpin Banyuwangi ke depan.
Rakyat memiliki hak dalam menentukan pilihan. Semangat perubahan menjadi hastage yang terus berkembang. Parpol hanya sebagai syarat untuk mendaftar sebagai calon bupati-wakil bupati di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
Jika berkaca pada pengalaman dari pilkada ke pilkada. Parpol yang diusung dengan jumlah besar, dialah yang menjadi pemenang. Dimulai dari tahun 2005, saat itu Ratna Ani Lestari – KH. Yusuf Nur Iskandar berhasil menang karena didukung oleh 18 parpol gurem. Faktanya meski hanya diusung parpol non parlemen, paslon ini dilantik sebagai bupati-wakil bupati periode 2005-2010.
Pada 2010, Abdullah Azwar Anas – Yusuf Widyatmoko juga diusung parpol mayoritas dan menang hingga dua periode. Pada episode lalu, Ipuk Fiestiandani – H. Sugirah yang diusung mayoritas parpol juga unggul ketika head to head melawan Yusuf Widyatmoko – KH. Riza Aziziy.
Melihat rentetan data dan fakta ini, maka ini menjadi pertaruhan koalisi parpol skala besar melawan koalisi kerakyatan. Apakah koalisi parpol gede bisa meneruskan tren positif selalu menang atau justru pasangan Ali-Ali sukses mematahkan dominasi parpol besar dengan membangun koalisi bersama rakyat. Maju Bersama Untuk Semua Melawan Makmur Bersama Untuk Semua.
(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)