Putus Penyeberan DBD, Pemdes Parijatah Kulon Lakukan Fogging di Area TerjangkitDesa Parijatah Kulon

Putus Penyeberan DBD, Pemdes Parijatah Kulon Lakukan Fogging di Area Terjangkit

Perangkat Desa bersama Babinkamtibmas, Babinsa melakukan fogging di dua Dusun, Desa Parijatah Kulon. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Dua dusun di Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, Banyuwangi, menjadi sasaran fogging, Jumat (3/5/2024).

Bersama Babinkamtibmas, Babinsa, perangkat desa, mendampingi petugas melakukan fogging di setiap gorong-gorong, permukiman warga, hingga tempat ibadah di Dusun Kertosono dan Paiton.

Pengasapan tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti dalam upaya mencegah wabah demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu.

Baca Juga :

"Saya sempat tanya, fogging dilakukan di Dusun Kertosono dan Paiton, karena dua wilayah ini yang terbanyak," kata Nadori, salah seorang warga setempat.

Menurut Nadori, kegiatan fogging dilakukan seiring dengan meningkatnya penyakit DBD di wilayah Desa Parijatah Kulon. Terutama di Dusun Paiton dan Kertosono.

"Pengasapan untuk mencegah DBD ini merupakan permintaan dari desa. Tapi, alat fogging disiapkan oleh Dinas Kesehatan," ujarnya.

Nadori menyebut, di Dusun Paiton ada 6 orang yang positif DBD, sedangkan di Dusun Kertosono hanya 2 orang. Kondisi kesehatan mereka saat ini telah berangsur pulih.

"Ada 6 warga Dusun Paiton yang terjangkit DBB, kalau di Kertosono 2 orang. Kondisinya sudah membaik, setelah menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk anak saya sudah berangsur sembuh," kata Nadori.

Dia berharap agar pemerintah bisa mengambil tindakan cepat melakukan penanganan untuk memberantas nyamuk aedes aegypti dan mencegah berkembang biaknya jentik nyamuk.

"Harapan kami, dengan adanya kegiatan fogging ini bisa menyelesaikan kasus DBD di Desa Parijatah Kulon," ucapnya.

Kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Banyuwangi meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mencatat sepanjang Januari-April 2024 sebanyak 205 orang dirawat di rumah sakit karena DBD, 4 di antaranya meninggal dunia.

"Ada penambahan sebanyak 71 pasien per 22 April 2024. Selama Januari-Maret 2024, pasien DBD ada 134 pasien," kata Plt Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Kamis (25/4/2024) lalu.

Amir Hidayat, Plt Dinkes Banyuwangi. (Foto: Istimewa/Dok)

Naiknya kasus DBD di Banyuwangi, kata Amir, disebabkan faktor cuaca. Curah hujan yang tak menentu menyebabkan timbulnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes Aegypti.

“Saat ini ada 4 kecamatan yang menjadi titik sebaran terbanyak kasus DBD. Yakni Muncar, Srono, Bangorejo, dan Rogojampi,” urainya.

Dinkes Banyuwangi mencatat total kasus infeksi virus dengue di Banyuwangi ada 1.025 kasus. Virus dengue ini penyebab tiga penyakit yakni Demam Dengue (DD), DBD, serta Dengue Shock Syndrom (DSS).

“Ketiga penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh infeksi virus dengue, namun tingkat keparahannya berbeda. DD biasanya lebih ringan dibandingkan DBD. Selain itu, DD tidak sampai menyebabkan kematian,” kata Amir.

Amir berharap masyarakat tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD. Dia mengajak warga melakukan upaya pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Masyarakat juga perlu menutup tempat genangan air agar tidak menjadi sarang nyamuk. Dan menggunakan serbuk abate di bak mandi atau tempat lain yang berpotensi genangan," tambahnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala yang mengarah pada DBD. Seperti, demam tinggi selama 3 hari, nyeri badan, tubuh lemas, nafsu makan menurun, serta mengalami pendarahan spontan (mimisan, gusi berdarah). (fat)