Tampilkan Ratusan Penari, Sendratari Sikep Sang Timur Tlatah Alas Purwo Pukau PenontonPadepokan Sanggar Alang-Alang Kumitir

Tampilkan Ratusan Penari, Sendratari Sikep Sang Timur Tlatah Alas Purwo Pukau Penonton

Sekitar 160 penari sukses pukau penonton dalam Sendratari Sikep Sang Timur Tlatah Alas Purwo. (Foto: Yudhi Anjar)

KabarBanyuwangi.co.id - Padepokan Sanggar Alang-Alang Kumitir sukses memukau penonton dengan mementaskan sendratari berjudul "Sikep Sang Timur Tlatah Alas Purwo" yang bertempat di RTH Purwoasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi pada Selasa malam (6/4/2024).

Ketua Padepokan Alang-Alang Kumitir, Punjul Ismu Wardoyo mengungkapkan, acara yang terselenggara atas dukungan Galeri Indonesia Kaya ini merupakan hasil kerja keras sanggarnya.

"Alhamdulillah, ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi kami yang berhasil masuk 10 besar dari ribuan sanggar se-Indonesia yang diaudisi oleh Galeri Indonesia Kaya," kata Punjul.

Baca Juga :

Sekitar 160 penari telah berlatih selama 3 bulan untuk menghasilkan suatu karya yang istimewa tersebut.

"Kami ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dan spesial. Oleh karena itu, kami mengangkat tema Alas Purwo yang dulu hutan belantara tetapi karena sekarang sudah dipola harmonisasi kehidupan masa kini menjadi eksotika dan didatangi banyak orang," jelas Panjul.


Padepokan Alang-Alang Kumitir menerima sertifikat dari Galeri Indonesia Kaya. (Foto: Yudhi Anjar)

Kita menggambarkan bagaimana antara kolaborasi harmonisasi antara manusia hewan tumbuhan batu angin dan alam berkolaborasi sehingga menciptakan satu kehidupan yang saling memberi di hutan tertua di pulau Jawa ini," imbuhnya.

Pertunjukan ini diiringi musik kreasi antara musik tradisional Banyuwangi dan Jawa yang energik dan penuh semangat. Kostum dan tata rias para penari pun dirancang dengan detail dan indah, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi Banyuwangi.

Untuk diketahui, Galeri Indonesia Kaya merupakan portal informasi budaya Indonesia yang bertujuan memperkenalkan dan memberikan informasi kepada masyarakat umum terhadap budaya tiap daerah di Indonesia. (anj/man)