Acara Gathering IAIDA Blokagung dengan wartawan di Langggar Art. (Foto: Hasyim Iskandar)
KabarBanyuwangi.co.id - Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung menggelar acara gathering bersama Insan Media Banyuwangi, bertempat di Langgar Art Banyuwangi, Kamis (25/2/2021). Kegiatan berlangsung dengan lancar sesuai protokol kesehatan. Seluruh peserta diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Bagi IAIDA Blokagung, kegiatan yang digelar pertama di tahun 2021 ini untuk mendekatkan diri dengan insan media dan masyarakat. Selain kegiatan belajar mengajar di bangku perkuliahan, penelitian dan pengabdian juga mengharapkan adanya manfaat lebih luas yang dirasakan bagi keberadaan IAIDA di Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
IAIDA juga mengharapkan bahwa antara perguruan tinggi dan
pengelola media ada sinergitas, sehingga banyak kerjasama-kerjasama yang
dibangun.
Segenap Rektorat IAIDA, Rektor dan Wakil Rektor I, II, III,
Ketua Senat, Lembaga Penjamin Mutu, dan Ketua Lembaga Penelitian serta Pengabdian
Masyarakat, juga seluruh Dekan hadir bersama puluhan media yang tergabung
dalam, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI),
dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).
Rektor IAIDA Blokagung H. Ahmad Munib Syafaat, Lc, M.EI menyampaikan,
bahwa banyak hal yang bisa di produksi di perguruan tinggi. Karena santri yang
mengenyam pendidikan di IAIDA tidak harus semua menjadi kiai, guru, juru dakwah
di media, seperti menjadi wartawan bisa juga berjuang untuk berdakawah.
Para jurnalis juga memiliki peran yang sangat penting di
era yang serba digital ini. Saat ini IAIDA Blokagung memiliki Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang ada dibawah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Islam.
“Wartawan memiliki posisi peran yang sangat strategis, sesuatu
yang kecil bisa menjadi sangat luar biasa. Apa yang kita lakukan, semoga menjadi
amal jariyah. Menjadi media pendidikan, tapi masih banyak kegiatan pendidikan
yang tidak diketahui masyarakat. Bagaimana bisa bersinergi, kita akademisi
njenengan ujung tombak mensyiarkan dan menginformasikan ke masyarakat,” kata
Gus Munib.
Keterangan Gambar : Ketua
PWI Banyuwangi, Syaifudin Mahmud mengapresiasi gathering IAIDA Blokagung bersama
insan pers. (Foto: Hasyim Iskandar)
Ketua Senat IAIDA, Dr. KH. Abdul Kholiq Syafaat, MA juga
menyampaikan, terkait pondok pesantren umumnya dan lebih khusus ada apa saja di
pergurun tinggi IAIDA Blokagung. Sebagai lembaga yang mengelola keilmuan
keislaman seperti pondok pesantren untuk berkembang dan bisa mencerdaskan
kehidupan bangsa, pendidikan-pendidikannya juga harus merespon perkembangan
yang ada.
“Saat ini pondok pesantren tidak fokus pengkajian ilmu
agama, tapi juga merespon perkembangan-perkembangan dan keilmuan yang lain,
sehingga bisa bersinergi dengan keilmuan itu. Dengan catatan ciri khas yang ada
di pesantren sebagai tempat pusat pengkaijan ilmu agama tidak hilang,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PWI Banyuwangi, Syaifudin Mahmud
sangat mengapresiasi terselenggaranya gathering IAIDA Blokagung bersama insan
pers Banyuwangi. Menurutnya, kegiatan gathering insan media dengan pihak kampus
baru pertama kali ini.
“Soal MOU dengan IAIDA, kami mengharapkan kerjasama ini
saling menguntungkan bersama. Kami bisa menyerap informasi sebanyak mungkin
dari lingkup IAIDA Blokagung, demikian juga IAIDA bisa bisa
memanfatkan teman-teman ini apa yang harus diberitakan,” urai pria yang juga pemimpin
redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi ini.
Kegiatan gathering dengan para jurnalis dan civitas
akademika IAIDA dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III IAIDA Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama, Abdi Fauzi Hadiuono, S.Sos.I,M.H, M.Sos. Peserta diberikan kebebasan
untuk membagikan informasi yang dimiliki terkait media dan perguruan tinggi.
Keterangan Gambar : Rektor
IAIDA Blokagung H. Ahamd Munib Syafaat, Lc, M.EI. (Foto: Hasyim Iskandar)
Dalam sesi dialog, salah satu wartawan, Sandi Sumarsono
dari RRI menyampaikan keluhanya terkait dalam mengembangkan tulisan di medianya.
Sebab selama melakukan peliputan menojol di Banyuwangi, dirinya merasa kesulitan
mencari narasumber yang berkompeten.
“Saat menulis dan mengembangkan berita, kita kesulitan
mencari naasumber dan pengamat. Dengan adanya sharing seperti ini mungkin IAIDA
bisa memunculkan sosok pengamat. Misalkan kemarin rame rame terkait HTI, yang di
Banyuwangi kesulitan, mungkin disini IAIDA bisa mengambil peran, dari penugasan
yang kita lakukan bisa benar-benar sempurna dan beritanya berimbang, biasanya
kita hanya kedua belah pihak, penengahnya gak ada,” terangnya
Menanggapi keluhan tersebut, Gus Munib sebagai Rektor
bersedia memenuhi keinginan para jurnalis dan akan menyiapkan sejumlah pengamat
yang berkompeten di bidangnya.
“Insyaallah kita siapkan untuk pengamat pengamat yang
kompeten di bidangnya. Karena tidak semua punya gelar Doktor di bidang Agama.
Ada yang bahasa arab, manajemen, bahasa Inggris, nanti konteknya apa yang viral
kita siap,” tegas Gus Munib. (sim)