(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Pesona keindahan Kecamatan Kalibaru dan sekitarnya yang tersaji dari atas Gunung Menyan membuat kepincut siapa saja yang melihatnya.
Tak terkecuali Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang meninjau secara langsung Banyuwangi Open Paralayang, Minggu (23/7/2023).
Orang nomor satu di pemerintahan
daerah itu memberanikan diri untuk mencoba menaiki paralayang. Terbang dari
atas gunung api purba yang memiliki ketinggian tak kurang dari 750 Mdpl itu.
Ditemani oleh atlet paralayang
nasional Ike Ayu Wulandari, Ipuk terbang menikmati pemandangan tak kurang dari
20 menit.
“Pemandangan luar biasa. Keren.
Kita bisa melihat hijaunya pegunungan dan hamparan perkebunan. Lebih jauh lagi
kita bisa melihat kota Genteng dan sekitarnya. Bahkan, selat Bali,” ungkap Ipuk
setelah mendarat dengan baik di areal datar di Desa Kalibaru Wetan.
Tak hanya disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Menikmati paralayang di Gunung Menyan juga menjadi pengalaman yang mengasyikkan bagi para pecinta tantangan. “Rugi kalau tidak pernah mencoba paralayang dari Gunung Menyan ini,” tuturnya.
(Foto: humas/kab/bwi)
Menurut Ipuk, Banyuwangi akan terus
mengembangkan wahana sport tourism berbasis alam seperti halnya paralayang
tersebut. Gunung Menyan akan terus dikembangkan sebagai destinasi yang bisa
digunakan untuk atlet profesional maupun bagi penikmatnya.
“Secara bertahap akan terus kami
kembangkan destinasi Gunung Menyan ini. Mulai dari sarananya maupun
aksesibilitasnya,” tegasnya.
Ipuk berharap dengan pengembangan
olahraga dan hobi paralayang di Gunung Menyan tersebut akan dapat menggerakkan
ekonomi masyarakat sekitar.
“Pastinya ini akan membuka lapangan
pekerjaan dan menimbulkan multiplayer effect dalam ekonomi masyarakat sekitar,”
imbuhnya.
Landasan paralayang di Gunung
Menyan ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi pecinta olahraga dirgantara
tersebut. Posisi gunungnya memungkinkan untuk melakukan penerbangan ke berbagai
arah.
Angin pun sangat menunjang dari
sisi barat ataupun timur. “Ini mirip saat saya berada di Australia,” ungkap Ike
yang pernah meraih medali perak di ajang Asian Games 2018 lalu.
Potensi tersebut juga diakui oleh
Haris Effendi, salah seorang atlet paralayang asal Banyuwangi yang telah
melanglang berbagai kota di Indonesia dan belahan dunia lainnya.
“Di sini aksesibilitasnya lebih mudah, juga ditunjang dengan berbagai sarana dan budaya penunjang di sekitarnya. Ini sangat layak dikembangkan,” ujarnya.
(Foto: humas/kab/bwi)
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi Abdul Aziz Hamadi menyebutkan, pengembangan
olahraga paralayang tidak sekadar tempatnya, tapi juga kaderisasi atletnya.
“Saat ini sudah ada tujuh atlet
paralayang dari Banyuwangi dan ini terus kita kembangkan,” ujarnya.
Salah satunya dengan menggelar
berbagai event paralayang. Seperti halnya Banyuwangi Open Paralayang yang
dipadu dengan Liga Jatim Seri 2.
“Ini diikuti lebih dari 80 atlet paralayang dari Jawa Timur dan sejumlah kota lain se Indonesia,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)