UPBJJ Universitas Terbuka Jember. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id, JEMBER - Universitas Terbuka (UT) Jember pada umurnya yang ke-39 ini, ternyata telah ikut irama UT Pusat hingga mampu melampaui prestasinya sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbadan hukum. Capaian atau raihan nomor tajir dari Kemdikbudristek itu ternyata didapat dengan tak semudah membalik telapak tangan, harus dengan tuntutan prestasi yang tidak remeh temeh.
UT dituntut bisa mandiri dalam hal administrasi pendidikan maupun keuangan dan lain-lain. Inilah bukti bahwa sumber daya manusia di UT bisa diandalkan, piranti pendidikan pengajaran pun wajib disiagakan mengikuti jiwa jaman, dan seabrek mekanik lainnya yang bisa sebarisan kompak mendayung UT dengan kolaboratif dan berkemajuan.
Sebagai kabupaten yang sudah lama dijuluki Kabupaten
Tembakau, Jember menjadi kabupaten dengan masyarakatnya yang kompetitif dan
adaftif bahkan kreatif. Tentu tak heran jika pemerintah saat itu mendirikan Universitas
Terbuka di kabupaten ini, selanjutnya melayani pendidikan secara terbuka untuk
Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi (exs Karesidenan Besuki), Lumajang,
Kabupaten Probolinggo, dan Kota Probolinggo.
Jember dan Banyuwangi merupakan dua kabupaten terbanyak
mahasiswanya untuk wilayah UT Jember. Ada sedikitnya 11.600 mahasiswa yang
dimiliki Universitas Terbuka Jember, dari jumlah tersebut sedikitnya 3600
mahasiswa berasal dari kabupaten Banyuwangi.
Hingga hari ini Wilayah UT Jember memiliki 28 Kelompok
Belajar (Pokjar), 10 pokjar di kabupaten Banyuwangi (yaitu Pokjar Genteng A,
Genteng B, Genteng C, Purwoharjo, Tegaldlimo, Kabat, Banyuwangi kota, Licin,
Wongsorejo, Glagah, dan Karangdoro-Tegalsari), 8 Pokjar di Kabupaten Jember dan
10 sisanya ada di 5 kabupaten/kota lainnya.
Sementara itu romantika sejarah 17 Agustusan tahun ini,
mahasiswa UT dalam pantauan UT Jember ternyata masih terus bisa berpartisipasi memeriahkan
di kabupatennya/,kota madyanya masing-masing.
Inilah yang kadangkala penulis ikut terenyuh, manakala ada seorang mahasiswa atau mahasiswinya dengan multitalenta ikut perayaan seni budaya etno carnival, padahal jauh dari perhatian orangtuanya (ibu almamaternya ada di Pondok Cabe Tangerang) bukan?. Sedangkan kreativitas dan mental berani mereka dengan ikhlas tanpa pamrih dipertontonkan di hadapan khalayak atau publik, maka patut mereka diberi reward yang berlebih.
Partisipasi mahasiswi UT Jember pada acara tahunan JFC 2023. (Foto: Istimewa)
Hubungan baik UT Jember dengan Universitas Jember masih
berlangsung sempurna hingga hari ini. Ketercapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi
terus menjadi program utama kerjasama kedua PTN itu. Dengan demikian kolaborasi
yang sarat inovatif perlu digalang sampai pada waktu yang tak berbatas.
Menyikapi lahirnya kirikulum merdeka, UT memfasilitasi
terwujudnya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa tak harus minder
dan nyali kecil menghadapi globalitas akademik apalagi sindrom akademik, yang
bisa menjadi kendala dalam menggapai
cita-citanya. Kemerdekaan berpikir dan belajar (baca: kuliah) tentu harus
dikedepankan di alam kampus merdeka.
Apalagi pada sudut-sudut kesempatan untuk membaca dunia
luar dan membandingkannya dengan wajah lokal, maka kecakapan intelektual untuk
berpikir think globaly act localy
harus bisa mengkritisinya. Pengembaraan intelektual mahasiswa dengan kuliah di
UT pasti tak akan kalah dengan mahasiswa lainnya.
Mari kita tetap cinta membangun negeri dengan penuh semangat
dan optimis kuliah merdeka di Universitas Terbuka (UT) Jember. Siapa pun di 7
(tujuh) kabupaten/kodya ini, di wilayah administrasi provinsi Jawa Timur, luar Jawa
Timur, bahkan yang sambil bekerja di luar negeri bisa menjadi mahasiswa UT
Jember atau UPBJJ lainnya.
(Penulis:
Suyanto, M.Si, Magister Kajian Budaya, alumnus S2 Unud Denpasar 2007. Dosen UT
Jember Pokjar Genteng Banyuwangi. Pengampu mata kuliah Kesastraan)