Detik-detik Kamera Bawah Laut Milik TNI AL Rekam Objek Diduga KMP Tunu Pratama JayaPos SAR Banyuwangi

Detik-detik Kamera Bawah Laut Milik TNI AL Rekam Objek Diduga KMP Tunu Pratama Jaya

Kamera pendeteksi bawah laut milik TNI AL sempat merekam objek diduga bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. (Foto: Tangkapan layar)

KabarBanyuwangi.co.id – Pencarian terhadap bangkai Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali, mulai menemukan titik terang.

Alat side scan sonar yang ada di KRI Pulau Fanildo berhasil mendeteksi objek diduga KMP Tunu Pratama Jaya berada di kedalaman 49 meter di bawah laut.

"Objek diduga kapal itu berada di kedalaman 49 meter," kata Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksma TNI Endra Hartono, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga :

Endra mengungkapkan, Tim SRU underwater sempat menurunkan kamera pendeteksi bawah air di kedalaman 35 meter untuk merekam objek yang diduga bangkai kapal.

Namun, upaya itu tak sepenuhnya mulus. Alat yang diturunkan oleh TNI AL itu hanyut terbawa kuatnya arus bawah laut di Selat Bali. "Tapi sebelum hanyut, kami masih bisa melihat objek yang ada di bawah air," ungkapnya.

Berdasarkan hasil dokumentasi yang didapat, objek yang diduga KMP Tunu Pratama Jaya terlihat samar terekam kamera bawah laut.

Lokasi penemuan bangkai kapal berjarak sekitar 1,3 hingga 1,5 nautical mile ke arah selatan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Objek tersebut berada sekitar 30 meter dari kabel bawah laut PLN yang menyuplai listrik ke Pulau Bali.

Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksma TNI Endra Hartono. (Foto: Firman)

Pencarian bangkai kapal akan dimaksimalkan dalam fase berikutnya dengan melibatkan KRI Spica. Kapal ini dilengkapi peralatan canggih seperti multibeam echosounder, yang mampu memindai struktur bawah laut.

"Kami harapkan nantinya sudah akan lebih memperjelas dan memperkuat objek yang ada di bawah laut," ujar Endra.

Sementara itu, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno menambahkan, hasil ini menunjukkan adanya progres signifikan dalam aktivitas pencarian di bawah air.

"Sudah ada kemajuan dari progres kegiatan kita dalam operasi SAR, baik itu dari SRU darat, SRU laut, dan SRU underwater. Sementara SRU udara masih kami standby-kan untuk sambil menunggu operasi penyelaman ada," kata Eko. (tim)