Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - DPRD Kabupaten Banyuwangi meminta
eksekutif melakukan perbaikan capaian kinerja yang masih kurang.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana
Negara usai mengikuti rapat internal Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan tim
anggaran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di gedung DPRD setempat, Senin
(18/4/2022) kemarin.
Rapat internal tersebut merupakan rapat lanjutan dari rapat
sebelumnya mengenai pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Bupati Tahun Anggaran 2021.
Made menilai beberapa program eksekutif dalam LKPJ tersebut
sudah tercapai, seperti halnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) mengalami
peningkatan.
Namun, kata Made, juga ada beberapa item lainnya yang masih
menjadi catatan. Seperti halnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat tapi
posisinya masih di bawah provinsi, angka pengangguran dan kemiskinan juga
meningkat karena imbas pandemi Covid-19.
"Memang ada beberapa hal, tapi kan kondisinya saat ini
masih pandemi, jadi itu juga bisa memicu," kata Made.
Kedepan, pihaknya berharap harus ada perbaikan atau
pemulihan ekonomi setelah terimbas pandemi Covid-19 yang cukup lama. Selain itu
dewan juga meminta eksekutif memperbaiki kinerja, khususnya sejumlah program
yang masih belum memenuhi target.
"Intinya kita ingin memperbaiki capaian kinerja yang kurang," ujarnya.
Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono. (Foto:
Istimewa)
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi, Mujiono
mengakui ada beberapa target yang belum tercapai karena imbas pandemi.
"Ada yang belum capai target, tapi untuk sejumlah
program yang lainnya pada tahun anggaran tersebut sudah terpenuhi,"
jelasnya.
Mujiono menjelaskan, untuk Indeks Pembangunan Manusia dari
target 72,9 saat ini tercapai 71,3, pertumbuhan ekonomi dari target 5,9
terpenuhi 4,8. Sedangkan untuk Indeks Kepuasan Masyarakat tercapai 93
persen.
Selain itu, angka kemiskinan juga naik menjadi 8,7 persen,
namun kenaikannya tidak terlalu signifikan. "Kenaikan angka kemiskinan
pada tahun 2021 merupakan kenaikan angka kemiskinan paling rendah di antara
Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dengan persentase peningkatan hanya 0,01
persen," jelasnya. (fat)