Diduga Jadi Korban Perundungan Teman di Sekolah, Kaki Pelajar Asal Licin Akan DioperasiPolsek Licin

Diduga Jadi Korban Perundungan Teman di Sekolah, Kaki Pelajar Asal Licin Akan Dioperasi

Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Licin. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, jadi korban perundungan (Bullying) yang diduga dilakukan oleh siswa lain di sekolahnya.

Imbasnya, korban berinisial G berusia 13 tahun itu harus menjalani operasi amputasi atau pemotongan tulang paha atas, sepanjang 4 sentimeter, karena terjadi infeksi pada luka yang dialami bocah kelas 7 tersebut. Orang tua korban yang tak terima, akhirnya melaporkan kejadian itu ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) setempat.

Kapolsek Licin AKP Dalyono membenarkan telah menerima pengaduan perihal perundungan di lingkungan sekolah tersebut. "Benar, dan sudah kami pertemukan, baik pihak sekolah maupun wali murid sudah kita dudukkan bersama," ucap Dalyono, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga :

Dalyono mengatakan, menurut cerita orang tua korban, kronologinya terjadi pada November 2021. Saat itu korban yang masih dalam tahap pemulihan pasca operasi patah tulang pada kakinya, karena kecelakaan tersebut mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolahnya. Korban menggunakan tongkat atau alat bantu jalan.

"Dugaan bullying itu terjadi sepulang sekolah. Saat itu korban yang masih menunggu jemputan didatangi oleh satu teman sekelasnya berinisial D, mengambil alat bantu jalan milik korban," kata AKP Dalyono, Rabu (12/1/2021).

Salah satu teman korban yang lain, mencoba mengambil alat bantu jalan yang dibawa oleh D. Saat alat bantu jalannya itu kembali, korban kembali duduk untuk menunggu jemputan.

Tak berselang lama, D kembali menghampiri korban dan menabrak kaki korban yang masih dalam pemulihan tersebut. Korban pun menangis kesakitan.

Pasca kejadian itu, korban terus menerus mengeluh kesakitan. Korban pun akhirnya menceritakan ke orang tuanya mengenai kejadian yang pernah menimpanya di sekolah.

"Orang tua orban kemudian membawanya ke rumah sakit dan melakukan rontgen. Hasil pemeriksaan, tulang paha korban kembali patah, pen yang menyangga tulangnya lepas, bahkan mengalami infeksi. Dokter rumah sakit menyarakan korban segera dioperasi," tambahnya.


Kapolsek Licin, AKP Dalyono. (Foto: Istimewa)

Pihak keluarga lalu mengkonfirmasi kebenaran insiden tersebut ke pihak sekolah serta melayangkan laporan ke Polsek Licin. Kendati demikian pihak kepolisian mengarahkan agar perkara tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan, mengingat terduga pelaku yang masih berada dibawah umur.

“Pihak sekolah maupun pihak wali murid sudah kita dudukkan bersama. Lewat mediasi yang kita lakukan, akhirnya mereka bersepakat saling memaafkan satu sama lain, baik secara lisan maupun secara tertulis,” tandas Kapolsek Licin.

Meski demikian, pihak orang tua korban masih berharap apa yang menjadi tuntutannya bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah. "Orang tua korban berharap agar pihak sekolah bisa lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswanya, serta memperhatikan siswa yang sedang mengalami sakit, seperti korban," tutur Dalyono.

“Orang tua korban juga berharap, anaknya tetap dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui sistem daring, tanpa harus ke sekolah karena kondisinya masih dalam masa pemulihan,” imbuhnya. (fat)