Ratusan warga berdesakan membeli gas elpiji 3 kilogram dalam operasi pasar yang dibuka di RTH Kecamatan Muncar. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Gas elpiji 3 kilogram bersubsidi menjadi barang yang paling dicari oleh masyarakat Banyuwangi saat ini.
Ratusan warga rela mengatre untuk mendapatkan gas elpiji murah seharga Rp 16 ribu. Mereka rela berdesakan karena gas elpiji di pasaran sedang langka.
Pemandangan seperti ini selalu terjadi pada operasi pasar
gas elpiji yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di tiap kecamatan.
Salah satunya digelar di RTH Tembokrejo, Kecamatan Muncar pada Rabu siang
(26/7/2023) kemarin.
Sambil menunjukkan kartu identitasnya, ratusan warga yang
didominasi ibu-ibu tampak saling berdesakan untuk mendapatkan nomor antrean
pembelian gas elpiji murah pada operasi pasar tersebut.
Meski harus bersusah payah, upaya ini dilakukan warga
semata-mata agar mereka mendapatkan jatah 1 tabung gas elpiji seharga Rp 16
ribu, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Alhamdulillah ini saya dapat elpiji murah harga 16
ribu, kalau di toko ada yang jual sampai Rp 25-30 ribu," kata Nur, ibu
rumah tangga asal Muncar.
Kelangkaan ini sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.
Sebelum operasi pasar digelar pemerintah daerah, warga sebelumnya harus
berkeliling dari warung ke warung untuk mendapatkan gas elpiji.
"Sudah hampir sebulan ini langka, keliling
kemana-mana nggak dapat. Kalau pun ada ya gitu naik harganya, terpaksa saya
beli daripada nggak dapat," ungkapnya.
Tak hanya bagi ibu rumah tangga, kelangkaan juga dirasakan oleh pelaku UMKM yang biasa menggunakan tabung gas bersubsidi untuk usahanya.
Pelaku usaha warung kopi di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Ana kesulitan mendapat elpiji subsidi. (Foto: Istimewa)
Bahkan, beberapa pelaku UMKM terpaksa menutup sementara
usahanya karena kesulitan mendapatkan gas elpiji. Mereka berharap agar
pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan gas
elpiji ini.
"Kami benar-benar merasakan dampak kelangkaan gas
elpiji ini. Harga gas yang semakin mahal membuat kami sulit untuk menjalankan
usaha." terang Rere, seorang pelaku UMKM kerupuk di Kecamatan Kalipuro.
Hal serupa diungkapkan oleh Ana, pelaku usaha warung kopi, yang juga mengalami kesulitan dalam memasak karena keterbatasan pasokan gas. "Susah ini sudah sebulan lebih, di warung terpaksa pakai peralatan listrik untuk memasak air dan menanak nasi," ungkap Ana.
Ana dalam operasi pasar elpiji murah di Kecamatan
Kalipuro membeli satu tabung gas, meskipun jumlah jatah yang ia terima masih
kurang untuk kebutuhan warungnya.
"Saya harap jatahnya bisa ditambah, dan pasokan gas
kembali normal dan lancar, agar pelaku usaha seperti saya ini tidak
kesusahan," harapnya. (fat)