Sapi milik para pedagang di Pasar Hewan Glenmore disemprot disinfektan untuk mencegah penularan PMK. (Foto: Ferdy)
KabarBanyuwangi.co.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
pada hewan ternak membuat resah kalangan pedagang sapi di Kabupaten Banyuwangi.
Harga jual sapi di pasaran anjlok sejak wabah PMK merebak.
Di Pasar Hewan Glenmore, para pedagang mengeluh lantaran nyaris sepi pembeli. Kondisi
ini berimbas pada merosotnya pendapatan mereka.
"Harga sapi sekarang turun drastis, sebelumnya
dikisaran Rp 10 juta per ekor, kini turun Rp 7 juta. Itupun sulit laku karena
sepi pembeli," ungkap Rohman Efendi, salah satu pedagang sapi di Pasar
Hewan Glenmore.
Menurut Efendi, penurunan omset terasa sejak sebulan
terakhir. Penyebabnya, minat pembeli sapi juga menurun sejak merebaknya wabah
PMK.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan
Pangan terus berupaya memutus mata rantai penularan PMK. Salah satu langkahnya
adalah dengan memperketat pengawasan di pasar hewan.
Dinas menggencarkan penyemprotan disinfektan di Pasar-pasar
Hewan untuk meminimalisir risiko penularan. Termasuk di Pasar Hewan Glenmore,
penyemprotan dilakukan secara masif.
"Setiap sapi yang baru tiba dan hendak masuk pasar
langsung kami semprot disinfektan untuk mencegah penularan PMK,” jelas Kepala
Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, drh Nanang
Sugiharto saat dikonfirmasi pada Jumat (10/1/2025).
Selain penyemprotan disinfektan, lanjut Nanang, juga
dilakukan penyekatan hewan ternak dari luar Banyuwangi. "Sapi dari luar
daerah dilarang masuk ke Banyuwangi tanpa surat kesehatan. Jika tidak memenuhi
persyaratan, sapi-sapi tersebut akan dikembalikan ke daerah asalnya,"
tegasnya.
Sekadar informasi, wabah PMK kembali menyerang hewan ternak
di Banyuwangi sejak Desember 2024. Dinas Pertanian dan Pangan setempat
mencatat, hingga 8 Januari 2024, sebanyak 26 ekor sapi terjangkit PMK. 10 ekor
diantaranya telah dinyatakan sembuh. Sementara sisanya masih dalam penanganan.
(fat)