Pantauan udara proses pencarian korban tragedi KMP Tunu Pratama Jaya di hari kedua. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Upaya pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari kedua pada Jumat (4/7/2025).
Sayangnya, misi kemanusian ini belum membuahkan hasil. Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi menjadi hambatan serius bagi tim SAR dalam menjangkau lokasi pencarian secara optimal.
"Dari hasil resume kami, hari ini kami belum
menemukan adanya tanda-tanda para korban yang dinyatakan hilang," terang
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko
Suyatno, dalam konferensi pers.
Seluruh unit Search and Rescue (SRU) gabungan yang
terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya telah dikerahkan,
melakukan penyisiran dari sisi utara hingga selatan Selat Bali melalui jalur
darat, laut, dan udara.
Namun, operasi ini terganggu oleh gelombang laut yang
melonjak dari normalnya 0,5-1,2 meter menjadi 2-2,5 meter.
Tak hanya itu, jarak pandang juga menurun drastis dari 10 kilometer menjadi hanya 3 kilometer akibat hujan dan mendung. "Ini sangat menyulitkan proses pencarian di lapangan," jelas Eko.
Untuk mendukung operasi, sejumlah armada laut dan udara telah dikerahkan, termasuk dua kapal TNI AL, dua kapal Basarnas, kapal operator penyeberangan, helikopter Bali Air, CN235 milik Baharkam Polri, dan Helirescue Basarnas 3606.
Laksamana
TNI Ribut Eko Suyatno saat konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
(Foto: Firman)
Dalam upaya mempercepat pencarian di bawah permukaan
laut, Basarnas akan mendatangkan underwater searching device. Alat ini akan
didatangkan dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) serta TNI AL dan
diperkirakan tiba esok hari, Sabtu (5/7/2025).
Berdasarkan data manifest, KMP Tunu Pratama Jaya
mengangkut 65 orang, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta 22 unit
kendaraan. Hingga saat ini, tercatat 30 orang selamat, 6 meninggal dunia, dan
29 lainnya masih dalam pencarian. (tim)