Proses pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus diintensifkan pada hari kedua, Jumat (4/7/2025).
Sebanyak 17 armada, mulai dari kapal patroli, KRI, hingga helikopter, dikerahkan untuk menyisir area hingga 9 mil laut dari titik kapal karam. Fokus utama pencarian adalah 30 orang yang masih dinyatakan hilang.
"Kami mencatat arus laut yang kencang di wilayah
Selat Bali, kecepatannya rata-rata lebih dari 1,5 meter per detik, bahkan
mencapai 2,1 meter per detik mengarah ke selatan. Ini menjadi tantangan besar
bagi tim di lapangan,” jelas Direktur Meteorologi BMKG, Eko Prasetyo, dalam
siaran persnya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Meski demikian, Eko menyebut kondisi cuaca pada Jumat
siang relatif kondusif untuk operasi SAR. Potensi gelombang tinggi hingga 2-3
meter dan angin 15 knot tetap diwaspadai.
BMKG terus memantau cuaca secara berkala dan memperbarui
informasi setiap jam, termasuk memberikan peringatan dini gelombang tinggi
untuk wilayah selatan Jawa Timur dan Bali.
Hingga Jumat siang, tim gabungan telah berhasil
mengevakuasi 35 orang dari total 65 penumpang dan ABK. Dari jumlah tersebut, 29
orang ditemukan selamat, sementara 6 orang dinyatakan meninggal dunia.
BMKG bersama Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP)
Ketapang dan Basarnas turut mengimbau peran aktif masyarakat dan nelayan
sekitar.
Pihaknya juga memastikan telah menyiapkan peringatan dini
gelombang tinggi setiap jam di Pelabuhan Ketapang guna mendukung keselamatan
tim SAR. (man)