(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri masih kurang satu setengah bulan, namun Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) sudah merayakannya terlebih dahulu pada pekan ini dengan mudik ke Banyuwangi.
Tentu saja, bukan dengan menggelar salat id sebagaimana biasanya. Namun, suasana mudik dan silaturahmi para diaspora warga Blambangan di berbagai pelosok bumi itu tak ubahnya sedang merayakan Lebaran.
Perasaan demikian setidaknya yang
dirasakan oleh Sudibyo. Warga Banyuwangi yang telah lama merantau di Jakarta
itu merasakan acara yang dikemas dengan sepeda santai bertajuk ‘’Ikawangi
Cycling Nusantara (ICN)’’ itu, selayaknya lebaran.
"Rasanya bahagia sekali,
seperti saat mudik lebaran. Ketemu saudara, sesama perantauan dari berbagai
daerah. Lalu bikin kegiatan bareng-bareng. Ini luar biasa," kata
Sudibyo.
Menurutnya, ini adalah momen yang
tepat. Karena banyak yang telah beranak cucu jarang bisa pulang kampung saat
Lebaran karena harus menerima kerabat di rumahnya. Dengan kegiatan ini, rasa
rindu kampung masa kecil akhirnya terbalaskan.
"Saking senangnya, sampe gemetar saya. Selain silaturahmi ke keluarga, kami bisa kumpul bareng saudara Ikawangi se-nusantara. Bertemu teman masa sekolah," timpal Sujiono yang datang dari Bekasi.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dia juga menceritakan bagaimana
antusiasnya Ikawangi yang datang pada acara tersebut. Ada yang datang dari
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Malang, Kalimantan Utara,
bahkan Amerika Serikat.
"Menariknya, bagi teman-teman
yang lewat jalur darat, seperti sedang mudik lebaran. Mampir ke Ikawangi di
setiap kota yang dilewati. Makan bareng, bahkan ada juga yang menyelenggarakan
tontonan Gandrung segala," cerita perantau lainnya.
Nuansa lebaran dari kegiatan
tersebut, juga dirasakan oleh Sulih Budi Santoso. Perantau asal Kecamatan
Siliragung, Banyuwangi, yang sudah 24 tahun menetap di Washington DC, Amerika
Serikatx tersebut mengaku senang bisa berkumpul dengan teman-teman
seperantauan.
“Tidak pernah membayangkan
sebelumnya. Ini surprise banget,” ujar Sulih saat disambut Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani di pendopo kabupaten. Sulih sendiri mengaku sudah 4 tahun
tidak mudik ke Banyuwangi.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Ketua Umum Ikawangi, Bambang
Sugiyono menuturkan, kegiatan tersebut memang dibuat untuk momen berkumpul dan
membangun nostalgia di tanah kelahiran. Selama tiga hari, mereka berkumpul
membuat kegiatan bersama.
“Kami seperti mendapat karpet merah
di daerah sendiri. Selain bisa bersilaturahim dengan keluarga, teman-teman saat
di kampung dulu, kami juga senang bisa beraktivitas di kampung masa kecil kami
dulu,” kata Bambang, yang sehari-hari tinggal di Jakarta.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani memang sengaja mengemas acara yang masuk rangkaian Banyuwangi
Festival tersebut sebagai tombo kangen. "Sudah dua tahun terakhir ini,
banyak yang tidak bisa mudik saat lebaran karena pandemi Covid-19. Jadi, saya
buat suasananya senyaman mungkin untuk tombo kangen," ujar Ipuk.
"Ini semua adalah undangan
bagi bapak ibu sekalian untuk tetap ingat pada tanah kelahiran. Sejauh apapun
berkelana, jangan lupakan kampung halaman dan terus berkontribusi positif
sekecil apapun itu," pesan Ipuk. (Humas/kab/bwi)