(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melakukan monitoring dan evaluasi proses pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di masa pandemi di Banyuwangi.
Deputi Bidang Koordinasi Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK, Agus Sartono langsung meninjau pelaksanaan PTM di SDN 4 Pengajuran dan SMPN 3 Banyuwangi. Agus meninjau pelaksanaan di jenjang SD dan SMP sederajat didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno.
Di dua sekolah tersebut, Agus tidak
hanya mengecek pelaksanaan PTM, namun juga memastikan sarana prasana penunjang
sekolah tatap muka terbatas menghindari penularan covid 19 di kalangan siswa
tersedia. Seperti adanya tempat cuci tangan, hand sanitazer, posisi tempat
duduk berjarak, dan memenuhi kapasitas maksimal 50 persen dari ruang kelas.
“Sejak dikeluarkanya SKB 4 menteri,
banyak daerah termasuk Banyuwangi telah memulai PTM terbatas. Kami ingin
melihat pelaksanaannya,” ungkap Agus saat monitoring di SDN 4 Penganjuran.
Di Kabupaten Banyuwangi sendiri,
sejak pertengahan Januari 2021 telah dilakukan pembelajaran tatap muka secara
terbatas. Hingga saat ini, seluruh sekolah penyelenggara pendidikan telah
melaksanakan PTM terbatas. Rinciannya PAUD/TK ada 1.200 lembaga, SD 816
sekolah, dan SMP 202 sekolah dan juga SMA sederajat.
Agus menjelaskan bahwa pembelajaran
tatap muka ini sangat penting bagi anak. Sebab tatap muka dinilai sangat penting
karena adanya interaksi antara guru dan siswa yang memang tidak bisa
tergantikan.
“Interakasi guru dengan siswa
sangat diperlukan. Untuk itu kami membolehkan PTM, namun dengan berbagai syarat
yang cukup ketat untuk menghindari penularan virus corona. Kesehatan siswa dan
guru tetap menjadi syarat utama," ujarnya.
Dari hasil monitoringnya, dia
menilai proses pembelajaran tatap muka terbatas di Banyuwangi telah menerapkan
protokol kesehatan dengan baik. Dia juga memuji Banyuwangi telah mensyaratkan
adanya sertifikasi standart prosedur kesehatan yang dikeluarkan oleh satgas Covid-19.
“Dari keliling tadi, saya melihat pembelajaran tatap muka di Banyuwangi telah memenuhi protokol kesehatan. Kami berharap ini bisa terus dijaga hingga pandemi usai. Ini adalah upaya kita untuk menyiapkan generasi muda kita menjadi cerdas, sehat, dan aman,” kata dia.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Selain itu, Agus juga mengaku lega
karena semua guru di Banyuwangi telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Meski
telah divaksin, ia meminta guru untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol
kesehatan di sekolah maupun di aktivitas lainnya.
“Alhamdulillah semua guru di
Banyuwangi sudah tervaksin. Ini menambah syarat aman terpenuhinya standard
kesehatan untuk PTM di sini. Menambah jaminan anak-anak aman bersekolah tatap
muka,” katanya.
Sementara itu Plt. Kepala Dinas
Pendidikan Suratno mengatakan Banyuwangi telah berkomitmen menjalankan protokol
kesehatan di sekolah-sekolah untuk menyukseskan pembelajaran tatap muka
terbatas.
Selain mempercepat vaksinasi kepada
guru, sekolah bersama satgas Covid-19 kecamatan terus berkoordinasi agar
kegiatan pembelajaran benar-benar aman.
“Setelah sekolah memenuhi syarat
standart kesehatan, maka baru dapat dikeluarkan sertifikat telah memenuhi
syarat prokes dari satgas," ujar Suratno.
"Kami juga ada syarat lainya
terkait kapasitas. Yakni untuk wilayah dengan zona orange hanya diperbolehkan
diisi maksimal 30 persen dari kapasitas siswa dalam rombongan belajar,
sementara untuk zona kuning dan hijau sebesar 50 persen. Ini kami pantau
terus,” imbuhnya.
Suratno juga menuturkan siswa yang ikut dalam pembelajaran tatap muka terbatas sudah mendapatkan ijin orang tua. “Anak-anak ini juga kami berikan materis terkait virus Covid-19 dan pencegahannya. Agar mereka juga bisa mengedukasi warga sekitarnya,” pungkasnya. (Humas/kab/bwi)