(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bank Indonesia (BI) mengapresiasi berbagai strategi dan upaya Pemkab Banyuwangi dalam memulihkan ekonomi, terutama terkait usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo mengatakan, pemerintah daerah harus berinovasi mengarahkan pemulihan perekonomian, karena tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial saja mengingat kemampuan anggaran pemerintah juga terbatas.
"Program-program yang
dilakukan seperti Banyuwangi ini melengkapi program nasional yang telah ada,
yaitu dengan mendorong perekonomian sektor mikro berjalan. Apa yang dilakukan
Pemkab Banyuwangi ini menumbuhkan optimisme bahwa ekonomi bisa segera
pulih," katanya.
Dia mencontohkan program Hari
Belanja ke Pasar Tradisional dan UMKM yang digagas Bupati Banyuwangi Ipuk
Fiestiandani.
"Saya sangat mengapresiasi
inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Program ini sejalan dengan program
pemulihan ekonomi nasional," kata Hestu Wibowo, yang bahkan ikut turun
langsung melihat gerakan Hari Belanja ke Pasar Rakyat dan UMKM, di Pasar
Kalibaru, Kecamatan Kalibaru, Minggu (6/6/2021).
Hari Belanja ke Pasar dan UMKM adalah kebijakan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk membantu pemulihan ekonomi lokal. Gerakan ini diikuti ribuan ASN, BUMN, BUMD, swasta, dan berbagai komunitas.
Di setiap bulan "tanggal cantik", seperti hari ini 6 Juni
2021 (6/6), ribuan orang berbelanja ke pasar dan gerai UMKM. Sebelumnya,
gerakan serupa digelar 4 April (4/4) dan 5 Mei (5/5).
“Jadi memang ada strategi taktis jangka
pendek dan jangka menengah-panjang. Jangka pendeknya dengan secepat mungkin
membuat dagangan pasar dan UMKM laku, seperti dengan Hari Belanja. Lalu jangka
menengah-panjang dengan berbagai pemberdayaan,” jelas Bupati Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Hestu mengatakan, tidak hanya
ekonomi sektor formal saja yang terdampak, melainkan perekonomian sektor
informal seperti pasar tradisional dan UMKM juga terdampak pandemi Covid-19.
Sehingga program ini bisa dirasakan langsung oleh para pelaku usaha
mikro.
"Ayo jangan hanya belanja di
pasar modern. Tapi juga belanja di pasar tradisional dan UMKM, karena omset
mereka juga turun karena pandemi, sehinga perekonomian mereka juga bisa segera
pulih," kata Hestu.
Hestu juga mengapresiasi berbagai
program pemulihan ekonomi lainnya seperti UMKM Naik Kelas, Warung Naik Kelas,
bantuan alat usaha, ongkir gratis UMKM ke seluruh Indonesia, dan lainnya.
Hestu menambahkan, pemulihan
ekonomi juga harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti misalnya
pembayaran non tunai yang meminimalisasi kontak langsung.
"Bank Indonesia mengampanyekan
penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang juga sudah dicontohhkan oleh
Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk dengan berbelanja ke pasar dengan sistem nontunai.
Berbelanja menggunakan QR code sehingga pedagang dan pembeli mengurangi kontak
fisik. Selain itu juga praktis dan menghindari dari peredaran uang palsu,"
ujarnya.
Inovasi di bidang pertanian juga
mendapat apresiasi dari Hestu. Yang terbaru adalah program Jagoan Tani untuk
anak-anak muda agar berkiprah di bidang pertanian, dan Gerai Hastani
(Gerai Indah Hasil Pertanian) yang memasarkan hasil pertanian.
"Perekonomian Banyuwangi ditopang kuat oleh sektor pertanian. Di catatan kami, saat pandemi melanda Indonesia, ekonomi Banyuwangi baru terdampak pada tribulan tiga (2020) karena ditopang pertanian. Dengan memperkuat program-program sektor pertanian, saya optimis ekonomi Banyuwangi bisa segera pulih," kata Hestu. (Humas/kab/bwi)