Baca Juga :

• H-5 Tahun Baru Wisatawan Menuju Pulau Bali Tembus 30 Ribu Penumpang
• Out Of Control, Truk Tronton Muat Hebel Terguling di Jalan Raya Purwoharjo
• Penuhi Hak Politik Warga Binaan, Lapas Banyuwangi Gandeng Disdukcapil Lakukan Pemeriksaan Data Biometrik
• Dampak Cuaca Buruk Nelayan Tegaldlimo Tak Bisa Meluat, Polisi Beri Bantuan Sembako
• KPU Banyuwangi Ubah Jadwal Perekrutan PPS, Calon Anggota Wajib Tahu

Dalam presentasi itu, kata Pujo, ada tiga item penting yang harus disampaikan para cabor. Di antaranya, mengenai jumlah klub cabor, kegiatan yang dilakukan selama setahun, serta capaian prestasi yang diraih.

"Ketiga hal tersebut sangat penting, mengingat KONI Banyuwangi masih menerapkan aturan yang ketat dalam melakukan pembagian dana hibah ke cabor," kata Pujo, Selasa (27/12/2022).

Dia menjelaskan, presentasi dari para cabor ini sekaligus menjadi tolak ukur KONI dalam menentukan besaran anggaran yang diberikan ke masing-masing cabor.

KONI Banyuwangi menerapkan sistem pembagian anggaran dibagi berdasarkan prestasi, kegiatan, dan jumlah klub.

"Untuk prestasi memiliki bobot nilai 50 persen, kegiatan cabor nilainya 40 persen, dan jumlah klub bernilai 10 persen," jelasnya.

Cabor yang memiliki banyak kegiatan dan menyumbang prestasi, menurut Pujo, berpotensi mendapatkan kucuran anggaran yang lebih besar.

Sebaliknya jika cabor tersebut minim prestasi dan kegiatan, maka anggaran yang diperoleh akan disesuaikan.

"Cabor yang tak melakukan presentasi, tentu akan menjadi catatan tersendiri bagi KONI," kata Pujo.

Seperti diketahui, pada tahun anggaran 2022, KONI Banyuwangi mendapat gelontoran dana hibah dari Pemerintah Daerah sebesar Rp. 4 miliar.

Dana tersebut selanjutnya dibagikan oleh KONI kepada 35 cabang olahraga yang dinaunginya. (fat)