Ali Nurfatoni, Sekertaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Peta politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Banyuwangi 2024 kian dinamis. Bupati Banyuwangi saat ini, Ipuk Fiestiandani yang justru jadi sorotan. Betapa tidak, kader PDI-P itu juga belum terang-terangan menyatakan sikap siap kembali bertarung sebagai calon bupati periode 2024-2009.
Sebagai seorang politisi, tentu sikap petahana ini perlu diwaspadai. Mengingat, tensi politik di level pusat juga cukup dinamis. Persiapan peralihan kekuasaan dari poros PDI-P ke poros Partai Gerindra bisa dianggap sebagai pemicunya.
Sekadar tahu, Prabowo Subianto presiden terpilih akan dilantik pada medio Oktober tahun ini. Artinya, bahwa pelantikan presiden dan wakil presiden digelar sebelum Pilkada yang digeber tanggal 27 November. Sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Indonesia, hingga saat ini Prabowo juga telah mengajak semua pihak, lintas parpol untuk bekerjasama dan berkolaborasi.
Sangat jelas bahwa pasca pemilihan presiden (Pilpres), Prabowo telah bertemu dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Di tempat terpisah, tokoh satu ini juga telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan sepakat untuk kerjasama.
Skenario besar di level pusat itu yang bisa mengubah komposisi struktur di pemerintahan daerah. Jika koalisi besar yang dibangun Gerindra di tingkat pusat mengekor di daerah, ini yang akan menjadi drama. Kebetulan, Prabowo dilantik sebagai presiden dan sebulan kemudian ada momentum Pilkada serentak se Indonesia.
Masalahnya, jika koalisi besar itu dilakukan secara pararel hingga ke daerah, tentu sangat beresiko. Sebab, dinamika politik setiap daerah berbeda. Khusus di Banyuwangi, PDI-P tetap sebagai pemenangnya dengan torehan 11 kursi parlemen. Sementara, posisi kedua masih PKB dengan capaian 9 kursi. Gerindra, berada tepat di atas juru kunci PPP yaitu 6 kursi sementara PPP meraih 3 kursi.
Melihat fenomena yang berkembang, mau tidak mau, suka tidak suka, Ipuk Fiestiandani harus bisa menunjukkan kekuatan jaringan lintas parpol di daerah. Dia dituntut bisa meyakinkan parpol lain untuk diajak kerjasama membangun koalisi.
Partainya sendiri telah menggaransi dia bisa mendapatkan rekomendasi maju di arena Pilkada. Catatannya yaitu kader PDI-P yang notabene adalah petahana menjadi prioritas untuk dijagokan kembali oleh DP-P.
Memang, Ipuk Fiestiandani kelahiran Magelang ini belum berstatmen dengan tegas dan gamblang siap bertarung. Meskipun sinyal-sinyal kembali maju memang ada. Salah satunya mendaftar di PKB dan telah mengikuti acara pembekalan bakal calon kepala daerah (Bacakada) yang digagas PKB di Surabaya beberapa waktu lalu.
Ipuk Fiestiandani tampaknya memilih tidak grusa-grusu dalam bersikap. Dia tampak hati hati dalam menyampaikan sikap di hadapan publik. Termasuk apakah harus kembali menggandeng Sugirah sebagai wakilnya, atau harus menentukan berganti pasangan untuk periode keduanya. Belum pasti dan masih sangat dinamis.
Bayangkan, sebagai petahana, dia tidak akan kesulitan mendapatkan rekomendasi parpol. Apalagi, partai-nya juga bisa cukup tiket bisa memberangkatkan pasangan calon bupati dan wakil bupati, karena PDI-P satu-satunya partai di Banyuwangi yang tidak perlu koalisi untuk sekadar daftar di KPU.
Meski rekomendasi parpol sudah ditangan, tapi juga belum dipastikan kembali maju. Perlu diingat bahwa suaminya Abdullah Azwar Anas, jauh sebelum diangkat menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB), yang bersangkutan justru mengembalikan mandat dan memilih mundur dari pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa timur tahun 2018 lalu.
Statistik ini yang membuat Ipuk cenderung hati-hati dan terkesan tidak vulgar dalam memberikan pernyataan. Apakah ini memang menjadi siasat atau akan ada drama lain, kita tunggu bersama-sama!
MenpanRB, Abdullah Azwar Anas tentu sebagai mentor istrinya tidak tinggal diam. Sebagai politisi ulung, menteri satu ini sangat istimewa baik di internal partainya maupun prestasinya di publik. Terkait maju dan tidaknya istrinya di Pilkada nanti, tentu atas restunya.
Hanya saja, Menpan-RB menghubungi penulis via telepon Selasa kemarin. Menariknya, beliau tidak membahas masalah Pilkada, hanya bertanya seputar kabar dan salam untuk keluarga, dan bla bla bla. Terkait langkah politik ke depan, dia menjawab mengalir saja.
Sekadar tahu, Menteri Anas ini juga tergabung dalam grup whatsapp Forum Diskusi Dapil se Banyuwangi yang membahas seputar perkembangan Pilkada. Anggota grup 500 pengguna whatsapp yang terdiri dari berbagai unsur di antaranya ; para ketua parpol, akademisi, kiai, ustad, politisi, pengamat politik, jurnalis, kontraktor, aktivis, pengusaha, banyak tergabung di dalamnya.
Menteri Anas pun berkelakar terkait dinamika grup, buka ponsel sebentar sudah ada 200 chat hahahaha! Jika ke Jakarta, saya ditunggu di sana. Selamat bertugas Pak Anas sebagai menteri arahan langsung Presiden Jokowi.
(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)