Pasca Penangkapan Terduga Teroris di Banyuwangi, Pemkab dan TNI-Polri Lakukan IniBakesbangpol Banyuwangi

Pasca Penangkapan Terduga Teroris di Banyuwangi, Pemkab dan TNI-Polri Lakukan Ini

Bakesbangpol bersama Dinas Pendidikan dan TNI saat memberikan wawasan kebangsaan kepada para tenaga pengajar. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Penangkapan terhadap pria berinisial S terduga teroris di Banyuwangi, menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya S disebut telah mendirikan lembaga pendidikan non formal.

Pemkab Banyuwangi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) serta Dinas Pendidikan pun turun tangan.

Plt Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Mohammad Lutfi mengungkapkan, S memiliki Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) At-Taubah yang didirikan di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladak, Kecamatan Rogojampi, sejak 2019.

Baca Juga :

PKBM itu memiliki 25 tenaga pengajar. Mereka dikumpulkan di Gedung Aula Korwilker Satdik Kecamatan Rogojampi, Senin (6/5/2023).

Para pengajar itu mendapat wawasan kebangsaan dari pihak kepolisian, TNI, dan pemkab.

"Tadi kami tanyakan satu per satu, tidak ada hal-hal yang mengarah untuk berbuat yang bertentangan dengan NKRI dan Pancasila (dalam kegiatan belajar di PKBM)," kata Lutfi kepada wartawan.

Lutfi menjelaskan, terduga teroris S pernah masuk dalam pemantauan Bakesbangpol sekitar tahun 2015. Pantauan itu lantaran ada indikasi bahwa SN masuk dalam ranah yang membahayakan NKRI.

"Sepengetahuan kami sudah selesai, tapi mungkin ada catatan khusus yang kami juga enggak tahu," ucapnya.

Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Banyuwangi, Nuriyatus Sholeha menambahkan, aktivitas belajar-mengajar di PKBM At-Taubah masih berjalan.

Ada sebanyak 927 siswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar untuk kejar paket A, B, dan C di PKBM itu. Pada tahun ini, sekitar 429 siswa akan lulus ujian paket.

"Ada aktivitas. Yang sekolah di PKBM bukan orang-orang yang menganggur. Mereka ada yang sambil momong anak, momong cucu, bekerja," ujar Nuri.

Hasil pendalaman Dinas Pendidikan dan Bakesbangpol setempat, tak terindikasi adanya upaya penyebaran paham radikal dalam kegiatan belajar mengajar di PKBM tersebut.

Menurut Nuri, nasib para siswa PKBM perlu diselamatkan. Makanya kegiatan belajar mengajar diharapkan untuk dapat terus berlangsung.

Diberitakan sebelumnya, pria berinisial S, warga Dusun Susukan Kidul, Desa Gladak, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, dibawa sekelompok orang diduga Densus 88 Anti Teror.

Kabar penangkapan itu dibenarkan Kepala Desa Gladag, Ahmad Chaidir  Sidqi. Ia mengaku menerima informasi tersebut pada Sabtu (3/6/2023).

"Infonya seperti itu, ada warga saya yang dibawa dari rumahnya oleh rombongan menggunakan mobil, infonya Densus 88," kata Chaidir. (fat)