Pengurus Ikawangi Sumatera saat membuka acara arak-arakan Kembang Endog khas budaya Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Sebagai wujud rasa cintanya kepada
Rasulullah Muhammad SAW, dalam peringatan Maulid Nabi, bagi masyarakat asli
Banyuwangi yang berdomisili di daerah Petapahan Jaya, Kabupaten Kampar - Riau,
setiap tahunnya selalu menghadirkan acara pawai Kembang endog (bunga kertas
yang digantungi telur rebus) dihias dan diarak beramai-ramai keliling daerah
Petapahan Jaya.
Warga asli Banyuwangi yang dulunya tergabung dalam program
transmigrasi ini telah empat puluh tahun lebih berdomisili di daerah Petapahan
Jaya. Mereka awal datang dari Jawa Timur ke Riau, masuk dalam wilayah Trans
Rokan, namun karena kondisi wilayah Rokan yang tidak mendukung, akibat
seringnya terjadi banjir pasang surut memaksa mereka berpindah lahan, hingga
akhirnya menetap sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) di Petapahan Jaya hingga saat
ini.
Budaya khas Banyuwangi yang masih tetap di uri uri,berpadu
kuat dengan budaya islami tetap dipertahankan oleh semua warga asal Banyuwangi
yang bermukim.di wilayah itu.
Di sela bincang dengan tokoh masyarakat Banyuwangi di
Petapahan Jaya, Bapak H Ponidi, Sag, Mpd, beliau juga tokoh alim ulama, pada
kesempatan sore itu menyampaikan bahwa "Muludan" ini merupakan
kegiatan tetap tahunan.
"Secara otomatis masyarakat asal Banyuwangi disini,
akan selalu ingat dan tetap merayakan Maulid Nabi dengan paduan khas budaya
Banyuwangi. Karena hal tersebut adalah bukti cinta kami kepada Rasulullah, dan
ikut tetap melestarikan budaya kami, dengan tidak mengurangi makna dan tujuan
dari sejarah peristiwa Maulid Nabi secara umum," ungkap pria bersahaja
asli dari Desa Wonosobo, Kecamatan Srono ini.
Pawai kembang endog di penghujung bulan ini diselenggarakan
cukup meriah dari sore hingga menjelang Magrib, dilanjutkan setelah shalat Isya
dengan acara tausiah dan sholawat bersama, yang dihadiri masyarakat sekitar.
Pada acara tahun ini hadir Kang Nurhidayat, Ketua Ikawangi
Sumatera Pusat beserta pengurus dan Kang Mufid Mawardi Ketua Korwil Ikawangi
Kampar yang ikut serta membuka acara dengan didampingi pengurus Ikawangi Riau,
dan pengurus Ikawangi Kota Pekanbaru yang turut hadir pada acara yang digelar dari
sore hingga malam hari.
Paduan suasana dan rasa makanan khas sangat mirip dengan di
kampung halaman Banyuwangi. Hanya saja tempatnya yang berbeda.
"Bener-bener ini Riau rasa Banyuwangi. Mudah-mudahan
tahun depan bisa digelar acara serupa dan lebih meriah melibatkan semua warga
Banyuwangi yang ada di Riau, untuk bisa bersama sama berkumpul ramaikan Muludan
di Petapahan Jaya, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau bersama Ikawangi
Sumatera," celetuk salah seorang tamu undangan.
(Penulis: Hery Susanto, Sekjen Ikawangi Sumatera Group Pusat di Pekanbaru Riau, asal Desa Lemahbang, Rogojampi, Banyuwangi)