Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Menyimak karir politik Abdullah Azwar Anas (A3) tergolong keras dan mendebarkan. Karirnya melesat tajam. Puncaknya, politisi berusia 50 tahun itu kini didapuk sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Sebagai menteri dianggap sebagai puncak karir. Hal Itu bukan tanpa alasan. Sebab, diakui atau tidak, kini dia berada di persimpangan jalan. Sebagai kader PDIP, peluangnya kembali diangkat menjadi menteri di era Prabowo Subianto sebagai presiden yang akan dilantik 21 Oktober 2024 kian menipis.
Ditambah lagi; dia juga dituntut untuk membawa dan kembali memenangkan istrinya sendiri, Ipuk Fiestiandani pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi tahun ini. Oleh sebab itu, bagaimanapun caranya, sekuat tenaga, berbagai skenario, semuanya dipertaruhkan agar istrinya bisa kembali mempertahankan kekuasaan di Bumi Blambangan.
Jika terpilih, maka keluarga A3 benar-benar menjelma sebagai pasangan suami-istri yang menahbiskan diri sebagai penguasa sejati di Banyuwangi: empat periode sekaligus!
A3 sudah bisa mematahkan mitos bahwa tidak ada satupun bupati di Banyuwangi yang terpilih hingga dua periode. Faktanya, dia sanggup melepas preseden buruk fenomena masa lalu itu dan terpilih periode kedua sebagai Bupati. Fenomenal!
Kemenangan Ipuk tidak lepas dari peran A3. Saat menjabat Bupati, A3 gencar melakukan serangan darat berupa program bantuan yang menyentuh langsung kepada rakyat mendekati pemungutan suara Pilkada 2020.
Yusuf Widyatmoko yang menjadi wakilnya selama dua periode pun menjadi korban dan dipaksa tumbang dalam pertarungan keras itu.
A3 bisa saja dianggap hanya sebagai tim sukses. Sukses untuk dirinya dan sukses untuk keluarganya. Apakah dewi fortuna kembali berpihak kepada keluarganya? Peluangnya ada, tapi tampaknya memang tidak sedahsyat pilkada-pilkada sebelumnya.
Sukses sebagai menteri tidak bisa menjamin dalam pertarungan pemilu. Di Banyuwangi, A3 juga tidak bisa berbuat apa-apa dan pasangan Ganjar-Mahfud tetap kalah telak atas Prabowo-Gibran.
Ipuk Fiestiandani sebagai bupati juga tidak bisa membawa peran besar mendongkrak suara untuk paslon no urut 3 yang diusung PDIP di Banyuwangi dalam momentum Pilpres kemarin.
Hadirnya Megawati, Puan Maharani dengan skuad full Ganjar-Mahfud dalam kampanye akbar di Maron Genteng tetap saja, Ipuk sebagai kader PDIP pun tidak berkutik dan kalah dalam pemilu.
Masih ingat, bahwa A3 mengambil langkah taktis saat Pilkada Jawa timur 2018. Berpasangan dengan Saifullah Yusuf, A3 akhirnya menyatakan mundur dari cawagub lantaran dia diterpa isu skandal foto “panas” yang viral di banyak media. Ini rekam jejak dan atau sejarah yang sulit hilang.
Dengan begitu, kans maju di pemilihan Gubernur tahun ini juga rentan tertutup. Salah satu caranya yang berpeluang hanya di Pilkada Banyuwangi. A3 tetap berusaha maksimal pada Pilkada 2024, tentu sebagai mentor sang istri. Karena ini menyangkut dan pertaruhan harkat dan martabat.
Jika sang istri menang, maka sangat fenomenal. Tidak bisa dibayangkan jika akhirnya harus tumbang. Tidak jadi menteri, sang istri gagal jadi bupati. Selamat berjuang dan selamat menikmati!
(Penulis: Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi)