Rapat Paripurna PU Fraksi tentang Raperda Pengelolaan Keuangan Daerah. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Sebanyak tujuh fraksi di DPRD Banyuwangi menyampaikan Pandangan Umum (PU) terhadap nota pengantar rancangan peraturan daerah (Raperda) usulan eksekutif tentang Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Rapat paripurna PU Fraksi pada, Selasa (1/3/2022) dipimpin Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, M. Ali Mahrus, dan dihadiri anggota dewan lintas fraksi, serta Wakil Bupati H. Sugirah.
Pandangan umum Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
melalui juru bicarnya, Syahroni menyampaikan, Raperda yang memuat 216 pasal
serta 31 dasar regulasi telah lengkap secara regulasi, namun ada beberapa pasal
di dalamnya perlu penjelasan lebih detail.
"Mengingat ini adalah sebuah regulasi yang bersifat
mengikat, mengatur dan mengarahkan. Karena itu fraksi kami berpendapat harus
ada huruf tambahan yang bersifat menjelaskan dan menegaskan dan
merekomendasikan untuk dibicarakan ditingkat pansus, ucapnya.
Pandagan umum Fraksi Nasdem melalui juru bicaranya, Ratih
Nurhayati menyampaikan pihaknya sepakat dengan adanya reugulasi soal
pengelolaan keuangan daerah.
"Dengan adanya regulasi daerah tersebut, pengelolaan
keuangan daerah bisa lebih detail dan akuntabel. Fraksi Nasdem mendorong
penggunaan keuangan daerah lebih diprioitaskan untuk perbaikan infrastruktur
dan pemulihan ekonomi," katanya.
Pandangan Umum Fraksi Gerindra-PKS melalui juru bicaranya,
Limpat Prawiro Dikdo menyampaikan pendapat perlu ada pengkajian kembali secara
mendalam pengelolaan keungan daerah serta menyesuaikan kearifan lokal sebagai
bentuk upaya pelaksanaan good governance yang mendukung percepatan pencapaian
visi dan misi kepala daerah.
"Sehingga perlu kiranya menyusun perda melalui makenisme
kajian tentang pengelolaan keuangan daerah, dengan mempertimbangkan landasan
filosofis dan yuridis sosiologis sebagaimana lazimnya, sesuai
perundang-undangan," ucapnya.
Pandangan umum Fraksi Golkar-Hanura yang dibacakan juru
bicara, Suyatno menyampaikan, Fraksi Golkar-Hanura mempunyai kesepahaman yang
sama dengan Pemerintah Daerah bahwa Perda ini disusun untuk menyempurnakan
pengaturan Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diatur sebelumnya,
berdasarkan identifikasi masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah yang terjadi
dalam pelaksanaannya selama ini.
Penyempurnaan pengaturan tersebut juga dilakukan untuk
menjaga 3 (tiga) pilar Tata Pengelolaan Keuangan Daerah yang baik, yaitu
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif," ungkapnya.
Pandangan umum Fraksi Demokrat melalui juru bicaranya,
Ricco Antar Budaya menyampaikan, amanah Permendagri nomor 77 tahun 2020 tentang
pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah, menyebutkan bahwa Perda yang
mengatur mengenai pedoman pengelolaan keuangan daerah, ditetapkan paling lama
tahun 2022.
Namun bila disimak substansi muatan materi raperda, maka
tidak ada hal yang baru, karena hanya mengadopsi PP nomor 12 tahun 2019 tentang
pengelolaan keuangan daerah serta Permendagri nomor 77 tahun 2020.
"Sebelum ada raperda ini pun, pengelolaan APBD
Kabupaten Banyuwangi tahun anggaran 2021 dan tahun anggaran 2022, sudah
disesuaikan dengan kedua aturan dimaksud," kata Ricco.
Pandangan umum Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
melalui juri bicaranya, Abdul Munib Syafaat menyampaikan, Sesuai Permendagri
Nomor 77 tahun 2020 bahwa pengelola keuangan daerah adalah pejabat pengelola
keuangan daerah yang melakukan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
"Pejabat pengelola keuangan daerah sebagai eksekutor
utama, memiliki peran vital dalam mewujudkan ouput maksimal dari pengelolaan
keuangan daerah. Fraksi PKB berharap, pejabat pengelola keuangan daerah senantiasa
menjunjung tinggi integritas dan kepatuhan hukum," jelasnya.
Pandangan Umum Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-Perjuangan) melalui juru bicaranya, Hadi Widodo menyampaikan, Fraksi PDI-P
sepakat rancangan peraturan daerah ini dibahas lebih lanjut.
"Dengan adanya Perda ini kedepan Fraksi PDI-P berharap
agar pengelolaan keuangan daerah bisa lebih rinci sehingga tugas pokok dan
fungsi para pemangku jabatan lebih optimal dan maksimal," kata Hadi. (fat)