(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id, Jakarta
- Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia menunjuk Pemkab
Banyuwangi dalam Indonesia - Jepang Knowledge Exchange Seminar 2022 di Kantor
LAN RI, Jakarta, Rabu (9/11/2022). Dalam seminar bertajuk “Metaverse
Bureaucracy: Digital Tranformation of Local Government Services” tersebut,
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memberikan pemaparan bersama sejumlah
birokrat dari Jepang.
Deputi Bidang Kajian
Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI Tri Widodo Wahyu sengaja
mengundang Banyuwangi sebagai narasumber dikarenakan memiliki spirit inovasi
yang baik. Terutama dalam melakukan transformasi digital.
“Inovasi-inovasi yang
dilakukan oleh Banyuwangi dalam membentuk birokrasi yang baik inilah jadi modal
penting untuk transformasi menuju birokrasi metaverse,” terangnya.
Sementara itu, Direktur
Bidang Informasi, Pendidikan, dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di
Indonesia, Wakabayashi Takahiro, menyebutkan bahwa upaya digitalisasi birokrasi
mensyaratkan adanya kekompakan. Seluruh pihak harus saling dukung untuk bersama
mendigitalisasi layanan.
“Kegiatan hari ini adalah
bentuk saling support untuk mewujudkan digitalisasi birokrasi. Sebagaimana
diketahui, agenda G20 dimana Indonesia menjadi presidensi, salah satu agenda
pentingnya adalah digitalisasi,” ungkapnya.
Wakabayashi mengamati proses
digitalisasi birokrasi di Indonesia berjalan baik. Terutama pada penanganan
Covid 19 dalam aplikasi Peduli Lindungi. Awalnya, hal tersebut, sempat
disangsikan. Namun, dengan berbagai support, aplikasi tersebut berjalan dengan
baik.
“Selain itu, saya juga melihat sejumlah daerah juga bertransformasi cukup baik dalam mewujudkan birokrasi digital. Termasuk Banyuwangi yang cukup lama saya pelajari,” terangnya.
(Foto: humas/kab/bwi)
LAN RI menggelar acara
tersebut bersama The Japan Council of Local Authorities for International
Relations, Singapore Representative Office (J-Clair Singapore) dan Kementerian
Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang. Selain Bupati Ipuk, acara tersebut juga
menghadirkan Yasukawa Kohei (Direktur Transformasi Birokrasi Digital Kota
Fukuoka, Jepang) dan Tanno Yusuke (Kepala Transformasi Digital Kantor Pemasaran
Kota Nayogawa, Jepang) serta Manpalagupta Sitorus (Chief Sales Marketing WIR
Group).
Dalam kesempatan tersebut,
Ipuk memaparkan tentang tantangan yang harus dihadapi oleh Banyuwangi sehingga
mendorong untuk melakukan digitalisasi birokrasi. “Banyuwangi memiliki kawasan
yang luas dan membutuhkan pelayanan publik yang cepat. Hal inilah yang
mengharuskan kita untuk bertransformasi ke pelayanan digital,” ungkapnya.
Untuk menjawab hal tersebut,
Banyuwangi mengembangkan sejumlah aplikasi untuk mempercepat kinerja
pemerintahan dan pelaynanan publik.
“Selain itu, kita juga
mengembangkan smart kampung untuk mengajak pemerintah desa bersama-sama bertransformasi
digital,” terangnya.
Akan tetapi, lanjut Ipuk,
transformasi digital tidak serta merta akan diikuti oleh masyarakat yang masih
rendah pemahaman digitalnya. Untuk itu, berbagai layanan offline juga terus
digalakkan. Seperti halnya Mall Pelayanan Publik (MPP), Pasar Pelayanan Publik,
Gerai Pelayanan Publik khusus nelayan dan berbagai layanan jemput bola lainnya,
diantaranya Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).
“Dari program-program
tersebut menjadi media bagi kami untuk mensosialisasikan ragam layanan digital.
Baik secara keseluruhan maupun sebagian. Di antaranya sekarang kita mengembangkan
MPP Digital,” pungkasnya. (humas/kab/bwi)