(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa datang ke Banyuwangi mengunjungi warga terdampak bencana banjir, Rabu (9/11/2022).
Banjir yang terjadi pada 3 November 2022 tersebut menggenangi rumah warga di enam desa di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Lokasi yang paling terdampak ada di Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan yang menyebabkan 32 rumah rusak berat,
Datang ke lokasi, Khofifah
langsung menuju posko penanganan banjir yang berada di Balai Desa Kalibaru
Wetan. Khofifah lalu meninjau kegjatan posko dan dapur umum serta menyapa para
relawan.
Kjofifah juga menyerahkan bantuan
kepada warga terdampak. "Tolong pastikan fasum dan fasilitas sosial warga
tersedia. Tempat ibadah mereka harus diperhatikan juga," kata Khofifah
kepada Wakil Bupati, Sugirah yang saat itu mendampinginya.
Usai dari posko, Khofifah
berjalan kaki menuju lokasi jembatan yang putus akibat banjir. Dilanjutkan
mendatangi rumah warga yang terdampak banjir serta melihat kondisi Kali Yas
yang menyebabkan banjir.
"Sabar ya Bu. Bapak Ibu sehat-sehat nggeh. Kita terus berupaya yang terbaik untuk bapak ibu semua," kata Khofifah saat bertemu warga.
(Foto: humas/kab/bwi)
Dalam kesempatan itu, Khofifah
mendapatkan penjelasan dari Wabup Sugirah terkait langkah-langkah penanganan
yang telah dilakukan pemkab. Mulai dari penanganan sosial warga, kebutuhan
pokok harian, perbaikan infrastruktur, hingga rencana relokasi warga yang
terdampak banjir.
Ditambahkan Khofifah,
kehadirannya membantu pemkab untuk mengidentifikasi dan menyiapkan kebutuhan
warga korban banjir.
"Bupati Banyuwangi sudah
berkomunikasi dengan saya, dan meminta difasilitasi dengan PTPN XII terkait
penyediaan lahan untuk relokasi hunian sementara (huntara) bagi warga yang
rumahnya rusak berat. Ini sekarang saya datang bersama salah satu direktur PTPN
untuk melihat lokasinya," kata Khofifah.
Dia mengaku setuju dengan rencana lokasi untuk pembangunan huntara bagi korban banjir. Karena areanya tidak jauh dari lokasi rumah warga. "Saya senang dengan lokasinya, berdekatan dengan kampungnya. Sehingga warga tidak tercerabut dari akar sosial budayanya," ujarnya.
(Foto: humas/kab/bwi)
Pemprov, kata dia, siap untuk
menganggarkan pembangunan huntara sebagai ganti rumah warga.
"Jika bangunannya ingin
dibangun pemkab monggo, tapi kalau ingin dibangun pemprov kami siap untuk
anggarannya. Masyarakat harus mendapatkan harapan saat rumahnya hanyut dan akan
diganti oleh pemerintah," kata Khofifah.
"Dan saya kira jika tahu lokasinya di sini, mereka pasti bahagia. Saat ini, sambil jalan kita akan koordinasi teknis administratif dengan PTPN 12 terkait penggunaan lahannya," tutupnya. (humas/kab/bwi)