Puluhan warga Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi demo PT Perkebunan Kalibendo. (Foto: Tangkapan layar)
KabarBanyuwangi.co.id – Puluhan warga Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor PT. Perkebunan Kalibendo, Jumat (21/2/2025).
Aksi tersebut buntut dari alih fungsi lahan yang menyebabkan banjir yang merugikan masyarakat. Massa juga menuntut evaluasi terhadap Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan yang dianggap bermasalah.
Aksi dimulai pukul 13.00 WIB diawali dengan long march
dari kantor desa menuju kantor perkebunan. Selain berorasi, peserta demo juga membentangkan
banyak spanduk, salah satunya berisi penolakan alih fungsi lahan.
Aksi unjuk rasa dilakukan lantaran perjuangan warga
menemui jalan buntu. Sebelumnya, mereka telah dua kali audiensi dengan DPRD
Banyuwangi, yakni pada 10 dan 31 Januari. Namun, hingga kini belum ada tindak
lanjut yang konkret.
Padahal dalam hearing dengan Komisi IV DPRD, memperoleh
hasil untuk mengeluarkan rekomendasi penutupan seluruh aktivitas perkebunan dan
pencabutan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Perkebunan Kalibendo.
"Aksi ini merupakan jalan buntu warga, dimana hasil
hearingpun tidak ada tindak lanjuit. Padahal sudah dua kali dilakukan hearing. Aktivitas
alih fungsi lahan perkebunan juga masih terjadi, bahkan serasa ada pembiaran,”
ujar Suwandi kepada wartawan.
Selain menuntut evaluasi HGU, warga juga menuntut
pembayaran pesangon bagi pekerja yang diberhentikan oleh pihak perkebunan.
"Banyak warga juga yang pesangonnya dibayar dengan dicicil, sehingga warga
merasa kecewa," tambah Suwandi.
Para warga juga meminta adanya pergantian pimpinan
perkebunan yang dinilai kerap membuat kebijakan yang merugikan masyarakat.
Para demonstran menuntut adanya evaluasi kembali terhadap
HGU Perkebunan Kalibendo, serta penindakan tegas bila ditemukan pelanggaran.
"Kita minta dievaluasi, serta tindak tegas jika memang melanggar,"
ungkapnya.
Dalam aksi tersebut, perwakilan pendemo sempat melakukan
mediasi bersama Direktur PT Perkebunan Kalibendo, Candra Sasmita. Namun,
pertemuan itu berlangsung tegang. Dimana, Candra meminta upaya jalur hukum.
"Kita lakukan upaya jalur hukum," tegas Candra kepada pendemo.
Karena mediasi tidak menemui titik terang, warga akhirnya membubarkan diri. Mereka pun mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar. (fat)