Wisatawan di De Djawatan Mulai Puas, Pelayanan Prima Jadi Kunci Pasca Polemik Tarif DelmanDe Djawatan Banyuwangi

Wisatawan di De Djawatan Mulai Puas, Pelayanan Prima Jadi Kunci Pasca Polemik Tarif Delman

Kusir delman De Djawatan mengaku senang usai diberi pelatihan oleh Pemkab Banyuwangi. (Foto: Yudhi Anjar)

KabarBanyuwangi.co.id – Pasca polemik tarif delman, destinasi wisata De Djawatan kini semakin semarak. Berbagai inovasi dalam upaya peningkatan kualitas layanan telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, salah satunya melalui pelatihan bagi para pelaku wisata.

"Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi, khususnya di De Djawatan," ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Kamis (1/8/2024).

Salah satu inovasi yang diterapkan adalah pembayaran non-tunai melalui Quick Response Codes Indonesian Standard (QRIS). Selain itu, tarif delman juga telah ditetapkan secara jelas, yakni Rp50.000 untuk sekali keliling selama 30 menit.

Baca Juga :

"Dengan adanya standar tarif, diharapkan wisatawan merasa lebih nyaman dan aman," tambah Ipuk.

Para wisatawan pun memberikan respon positif atas perubahan yang terjadi di De Djawatan. Jhomie Jim, wisatawan asal China, dan Kira Lie asal Denpasar, mengaku sangat menikmati pengalaman berkeliling hutan dengan delman.

"Suasananya sangat tenang dan asri. Pelayanannya juga ramah dan pembayarannya mudah," ungkap Jhomie.

Senada dengan Jhomie, Kira juga merasa terkesan. "Ini seperti berwisata ke tempat yang berbeda. Sangat cocok untuk keluarga," ujarnya.


Wisatawan di De Djawatan Banyuwangi merespon positif atas peningkatan pelayanan. (Foto: Yudhi Anjar)

Muhammad Usnan Habibi, salah satu kusir delman, mengaku senang dengan adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah.

"Kami jadi lebih tahu cara melayani wisatawan dengan baik," katanya.

Dengan keindahan alam yang masih asri dan pelayanan yang semakin baik, De Djawatan semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Banyuwangi.

Keberadaan pohon-pohon trembesi berusia ratusan tahun semakin menambah daya tarik tempat yang disebut "Lord of the Rings"-nya Bumi Blambangan ini. (anj/man)