Komunitas penghayat Banyuwangi bertemu dengan Gus Makki. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Bakal calon Bupati (bacabup) Banyuwangi, KH Moh. Ali Makki Zaini atau biasa sapa Gus Makki yang berpasangan dengan Ali Ruchi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 terus menggalang dukungan.
Pengasuh pondok pesantren (ponpes) Bahrul Hidayah, Dusun Rayut, Desa Parijatah Kulon, Srono itu bertemu dan berdiskusi dengan para tokoh dari komunitas penghayat (aliran kepercayaan) di rumah Daironi, Dusun Krajan, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Selasa (17/9/2024) malam.
Dalam diskusi santai itu, sebanyak 23 kelompok penghayat
yang tergabung dalam Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Banyuwangi, mengungkapkan
sejumlah unek-unek dan permintaan kepada Gus Makki jika terpilih nanti.
Mereka menginginkan perhatian dari pemerintah terhadap
keberadaan kelompok-kelompok penghayat yang selama ini dinilai minim.
Merespon hal itu, Gus Ali Makki, mengajak seluruh elemen
masyarakat secara bersama-sama meniadakan dikotomi umat beragama. Sebab,
memeluk agama dan beribadah menurut agamanya serta meyakini kepercayaan
dilindungi oleh Undang-undang.
“Mari bersama-sama membangun Banyuwangi, karena membangun
itu kami tidak bisa sendiri harus ada (aliran kepercayaan) Sapto Darmo, para
penghayat dan inilah Indonesia. Banyuwangi adalah miniatur Indonesia,"
tegas Gus Makki.
Gus Makki menambahkan, komitmen di hadapan tokoh
penghayat untuk mengakomodir tagihan listrik dan tempat suci seluruh agama dan
aliran kepercayaan di tanggung oleh pemerintah daerah.
“Dalam satu tahun dari hitungan kami masih dalam tahap aman
di APBD. Sudah kita hitung sekitar Rp.41 miliar. Insentif guru ngaji kita ubah
insentif guru agama dan itu harus dimulai dari kita dalam nuansa kebersamaan,”
cetus Gus Makki.
Perihal adanya dikotomi, menurut Ketua PCNU Banyuwangi
2018-2023 ini, karena berangkat dari rasa takut dan rasa khawatir. Maka itu, ia
mengajak bersama-sama untuk menghilangkan hal itu.
“Memang untuk mengubah suatu kebiasaan di masyarakat
tidak mudah. Namun akan lebih cepat ketika dimulai oleh pemimpin di daerah,” tegas
pasangan yang puper dengaan nama Ali-Ali.
“Kalau kami ditakdirkan oleh Allah dan dibersamai oleh
panjenengan semua, kegiatan ritual di pendopo misalnya akan kita fasilitasi,
meski itu nanti akan ada kontroversi, saya hadapi,” imbuhnya.
Kedepan, seluruh umat beragama dan penganut aliran kepercayaan harus mendapatkan porsi yang setara. Misalnya, sebagai ASN, Kepala SMP Negeri, termasuk di posisi-posisi lainnya. (red)