Warga binaan Lapas Banyuwangi menulis ayat-ayat suci Al-Quran. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id – Warga binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi membuat Al-Quran berukuran besar. Proses pengerjaan dilakukan secara manual dan ditargetkan rampung dalam enam bulan.
Al-Quran berukuran raksasa tersebut dikerjakan oleh tiga
orang warga binaan yang sebelumnya dinyatakan lolos seleksi dan dianggap
mumpuni dalam teknik menulis kaligrafi arab.
Ketiga warga binaan itu yakni MC, AI dan Su. Mereka
dilatih oleh tiga pengrajin sekaligus instruktur kaligrafi yang aktif memberikan
pelatihan, mulai dari teknik dasar hingga pemahaman makna dan keindahan seni
Islami.
"Mereka ini bisa dibilang istimewa. Baru belajar dua
minggu sejak awal Ramadan, tiga orang ini sudah lumayan bisa. Biasanya untuk
menulis tekni kaligrafi dibutuhkan waktu kurang lebih setahun," kata
Mahmud (66), salah satu instruktur.
Menurut Mahmud seni kaligrafi tidak hanya tentang keindahan
tulisan, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan dan ketelitian. Ia berharap
agar warga binaan yang mengikuti pelatihan kaligrafi dapat mengambil hikmah.
“Semoga teman-teman warga binaan ini dapat mengambil
nilai positif dari seni kaligrafi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari,” ucapnya.
Kalapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi menuturkan,
pelatihan kaligrafi diikuti oleh 12 warga binaan, namun tiga di antaranya
menunjukkan kemajuan signifikan hingga mampu menulis Al-Quran berukuran besar
tersebut.
“Proses penulisan Al-Quran berukuran besar ini
ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan kedepan,” ujar Mukaffi, Senin
(17/3/2025).
Pelatihan kaligrafi ini merupakan upaya untuk memberikan
pembinaan positif bagi warga binaan. Selain dapat mengisi waktu dengan hal yang
bermanfaat, sekaligus meningkatkan keterampilan dan spiritualitas mereka.
“Bertahap akan kami jaring lebih banyak warga binaan
untuk dapat terlibat dalam pembinaan pembuatan kaligrafi dan penulisan Al-Quran
ini,” ungkapnya.
Al-Quran berukuran besar ini tidak hanya menjadi bukti
nyata dari hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi, tetapi juga dapat menjadi
inspirasi bagi masyarakat luas.
“Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya
berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah untuk
mengembangkan potensi dan kreativitas warga binaan,” imbuhnya.
Salah satu warga binaan yang menulis Al-Quran jumbo, MC
mengaku senang dan bersyukur mendapatkan kesempatan di bulan Ramadan penuh
berkah ini untuk belajar kaligrafi dan menyalurkan kreatifitasnya selama
menjalani masa hukuman.
“Kami sangat bersyukur bisa belajar kaligrafi di sini.
Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kami untuk berkarya dan
mendekatkan diri kepada Allah,” kata napi perkara penyalahgunaan narkotika itu.
(fat)