
(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Capaian kinerja Banyuwangi di sejumlah bidang menjadi daya tarik berbagai daerah untuk datang dan berbagi pengalaman.
Salah satunya tim dari Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh yang datang langsung ke Banyuwangi untuk sharing tentang pengelolaan pariwisata, UMKM hingga upaya pengendalian inflasi daerah.
Dipimpin Kepala Perwakilan BI Provinsi
Aceh Agus Chosaini, rombongan terdiri dari perwakilan kota/kabupaten di
Provinsi Aceh. Mereka disambut langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani,
pada 24 November 2025.
Kepala Perwakilan BI Provinsi
Aceh Agus Chusaini mengatakan Banyuwangi memiliki sukses story yang luar biasa
baik dalam pengembangan pariwisata, UMKM dan juga pengendalian inflasinya.
Prestasi di ketiga bidang tersebut juga telah diakui secara nasional maupun
internasional.
Misalnya saja di bidang
pariwisata Banyuwangi meraih ASEAN Tourism Award, Banyuwangi juga meraih TPID
Terbaik untuk Jawa dan Bali selama empat tahun berturut-turut hingga mendapat
Penghargaan Pembangunan Nasional Terbaik dari Presiden.
“Karena itu kedatangan kami ke
Banyuwangi beserta segenap tim untuk belajar secara langsung kesuksesan
Banyuwangi. Kami berharap bisa diberikan ilmu dari Banyuwangi untuk bisa
direplikasi di Aceh,” kata Agus Chosaini.
Sementara itu Bupati Ipuk
Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kedatangan dan juga niat baik untuk
sharing pengalaman dengan daerah yang dipimpinnya.
“Sejatinya Banyuwangi masih terus
berproses untuk membawa daerah ke arah yang lebih baik. Baik dalam bidang
pembangunan daerah, pariwisata, dan UMKM. Seiring juga dengan upaya untuk
mengendalikan inflasi daerah,” kata Ipuk.
Ipuk mengatakan di Banyuwangi
pembangunan pariwisata didesain sebagai penggerak ekonomi daerah. Fokusnya
bukan hanya mendatangkan wisatawan, tapi menggerakkan ekonomi warga dan membuka
lapangan kerja.
“Kami menerapkan konsep 3A, yakni
memastikan aksesibilitas, atraksi dan amenitas yang terjangkau dan tersedia.
Pemerintah juga memberi ruang pada warga untuk terlibat langsung dalam
pengelolaan pariwisata,” kata Ipuk.
Di bidang UMKM, Pemerintah
melakukan pembinaan mulai dari pelatihan, kurasi, sertifikasi halal, packaging,
hingga mendukung pemasaran.
Terkait upaya pengendalian
inflasi daerah, jelas Ipuk, kunci utamanya adalah koordinasi TPID yang
baik. Mulai dari monitoring pasokan, kalender tanam, neraca pangan daerah,
sampai langkah mitigasi terhadap potensi gejolak harga.
“Dan yang paling terpenting semua
capaian yang diraih Banyuwangi lahir dari ekosistem kolaborasi banyak pihak,
pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas, masyarakat, dan juga dukungan dari
Bank Indonesia,” papar Ipuk.
Dengan upaya bersama tersebut, kemiskinan Banyuwangi berhasil ditekan dari 6,54 menjadi 6,13 persen. (humas/kab/bwi)