Anak Kambing Bermata Satu Bikin Heboh Warga Banyuwangi, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Anak Kambing Bermata Satu Bikin Heboh Warga Banyuwangi, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Kondisi anak kambing jantan bermata satu. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Warga Dusun Tojo Kidul, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, dihebohkan dengan kelahiran seekor kambing bermata satu.

Keberadaan anak kambing jantan dengan kondisi fisik abnormal itu menarik perhatian warga. Bahkan pemiliknya pun sempat dibuat bingung sewaktu pertamakali melihatnya.

"Saya benar-benar bingung waktu lihat. Matanya cuma satu di bagian tengah, bentuk wajahnya juga tidak seperti kambing normal. Baru pertama kali seumur hidup saya melihat yang begini,” ujar pemilik kambing, Suhailik kepada wartawan, Kamis (27/11/2025).

Baca Juga :

Suhailik mengaku terkejut saat membantu proses kelahiran kambing betinanya yang beranak tiga. Dua di antaranya lahir normal, namun satu anak kambing membuatnya panik karena kondisinya tampak tak biasa.

Kabar kelahiran anak kambing bermata satu itu dengan cepat menyebar. Warga sekitar berdatangan ke rumah Suhailik untuk melihat langsung kambing yang diberi nama Sehati oleh kepala dusun setempat.

“Banyak yang datang, anak-anak sampai orang tua pada penasaran. Mereka tidak percaya sebelum lihat sendiri,” ucapnya.

Meski kondisi anak kambing itu memperlihatkan kelainan serius, Suhailik berusaha merawatnya dengan memberi susu dan menjaga suhu tubuhnya. Namun kambing tersebut meninggal sekitar pukul 15.00 WIB, hanya beberapa jam setelah dilahirkan.

Istri Suhailik, Supriani (45), mengaku sedih ketika mengetahui hewan langka itu mati. “Sedih sekali rasanya. Baru lahir pagi, sorenya sudah tidak ada. Padahal kami ingin merawatnya sebaik mungkin,” ujarnya.

Dokter hewan drh. Risa Isna Fahziar menjelaskan bahwa kondisi kambing itu adalah Cyclopia, kelainan bawaan sangat langka yang membuat mata hewan hanya tumbuh satu di bagian tengah wajah.

Dokter hewan drh. Risa Isna Fahziar. (Foto: Istimewa)

Menurutnya, Cyclopia juga menyebabkan jaringan otak tidak berkembang, tulang tengkorak menyempit, hidung tidak terbentuk sempurna, dan struktur mulut menyatu.

“Kondisi cyclopia hampir selalu tidak memungkinkan untuk hidup lama. Karena organ vital, terutama otak dan saluran napas, tidak berkembang normal,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa cyclopia disebabkan oleh dua faktor. Yakni, kelainan genetik dan paparan zat teratogenik pada induk selama masa kebuntingan. Selama 18 tahun menangani hewan, ia baru tiga kali menemui kasus serupa. (fat)