(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus memantau kesiapan rumah sakit dalam penanganan pasien Covid-19 yang angkanya kini terus meningkat.
Usai berkeliling ke lokasi pusat isolasi pasien Covid-19, dia menginstruksikan tambahan tempat tidur (bed). Seperti di tempat isolasi terpusat Gedung Balai Diklat ASN yang menambah 45 bed.
"Kami siapkan tambahan bed
untuk antisipasi, semoga tidak sampai digunakan. Saya minta tolong kesediaan
kita semua untuk selalu patuh protokol kesehatan," kata Ipuk, Selasa
(29/6/2021).
Bupati Ipuk telah berkeliling ke
tiga lokasi yang disiapkan menjadi pusat isolasi bagi pasien Covid-19 dan
tempat karantina pekerja migran, salah satunya Gedung Diklat ASN yang
difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien positif Covid-19 tak
bergejala pada akhir pekan kemarin.
Gedung Diklat ASN tersebut asri dan
sejuk karena berada di salah satu kaki Gunung Ijen. Selama ini telah disiapkan
85 bed, kini telah ditambah 45 bed untuk cadangan, sehingga kapasitasnya
menjadi 130 bed. ”Bisa dikembangkan jadi 150 bed nantinya karena masih ada
beberapa ruangan yang bisa digunakan,” ujar Ipuk.
Ipuk mengatakan, Gedung Diklat ASN
memiliki suasana yang sejuk dan asri yang bisa digunakan untuk olahraga,
sehingga diharapkan bisa mempercepat proses penyembuhan.
Gedung Diklat ASN tersebut
sebenarnya telah berfungsi sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien OTG
sejak 2020. Karena kasus covid-19 melandai, Gedung Diklat itu lalu difungsikan
sebagai lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia yang tiba di Banyuwangi.
Selain Gedung Diklat ASN, Pemkab
Banyuwangi juga menggunakan Dormitory Atlet untuk tempat karantiina pekerja
migran yang baru tiba. Gedung Wanita juga disiapkan sebagai antisipasi jika
Gedung Diklat ASN tidak cukup menampung pasien OTG.
Sementara itu, Kepala Dinas
Kesehatan dr. Widji Lestariono menjelaskan, selain menyiapkan tambahan tempat
tidur di pusat isolasi, pihaknya juga terus menyiapkan penambahan kapasitas
ruang ICU covid-19 di rumah sakit rujukan Covid 19 maupun untuk ruang rawat
inap isolasi.
“Tadi kami ada pertemuan, dan semua
sepakat masing-masing akan menambah tempat tidur, selain di ICU juga untuk
ruang isolasi di RS. Ini untuk antisipasi,” ujar Rio, panggilan akrab Widji
Lestariono.
Terkait peningkatan kasus aktif di
Banyuwangi, pihaknya mengakui bahwa ini adalah konsekuensi dari tes dan tracing
(penelusuran) yang gencar dilakukan para tenaga kesehatan.
Setiap muncul kasus positif,
pihaknya terus melakukan tracing sebagai upaya memutus laju penyebaran virus corona
dari kontak erat pasien.
“Tracing terus kita lakukan setiap muncul kasus. Risikonya memang angka kasus aktif terus meningkat, namun kami tidak menutup-nutupi karena ini demi keamanan kita bersama,” pungkas Rio. (Humas/kab/bwi)