Petugas dari Dinas Kesehatan Banyuwangi melakukan fogging di Kelurahan Kampung Melayu. (Foto : Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu
diwaspadai akhir-akhir ini. Dinas Kesehatan mencatat pada periode Januari
hingga Maret 2022, warga Banyuwangi yang terjangkit DBD mencapai 91 orang, 3
diantaranya meninggal dunia.
"Berdasarkan data, DBD terjadi hampir merata di semua
kecamatan di Banyuwangi, namun yang paling mendominasi adalah di kota. Untuk
usia yang paling rentan terjangkit adalah anak-anak hingga remaja. Seperti yang
terjadi beberapa hari lalu di Kelurahan Kampung Melayu, 9 orang yang terjangkit
itu usianya rata-rata usianya masih muda," kata Kasi Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Achmad Yunus Setiawan,
Jumat (11/3/2022).
Oleh sebab itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar
meningkatkan kebersihan lingkungan dan tetap menjaga pola hidup sehat.
"Serta menerapkan gerakan 3M (mengubur, menutup, dan menguras). Gerakan 3M ini perlu dilakukan secara berkelanjutan, utamanya saat musim penghujan tiba," pintanya.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Achmad Yunus Setiawan. (Foto : Fattahur)
Dinkes sendiri, kata Yunus, selama ini juga telah melakukan
upaya prefentif dalam pengendalian DBD ini. Melalui program Gertak PSN (Gerakan
Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"Upaya pencegahan DBD ini, Dinas Kesehatan melalui
Puskesmas jajaran mengedepankan pencegahan dan pengendalian dengan melakukan
Gertak PSN," tuturnya.
Dinkes berharap warga tidak hanya mengandalkan fogging
sebagai langkah untuk memberantas DBD. Masyarakat harus membiasakan hidup sehat
dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Selama ini terjadi stigmatisasi, ketika ada warga
positif demam berdarah langsung meminta adanya foggingisasi. Perlu diketahui
fogging itu yang disemprotkan adalah insektisida, masa efektifnya hanya sesaat.
Yang terpenting itu tadi, masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan
sehat," pungkasnya. (fat)