(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Mendukung pengembangan Smart Kampung, Kementerian Agraria, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata atau Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang membantu pengembangan teknologi infrastruktur Road Manager (manajemen infrastruktur jalan) di Banyuwangi.
Hal itu disampaikan Direktur Proyek Pacific Consultants, Hidetoshi Tamaoka selaku konsultan dari MLIT saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, pekan lalu di Banyuwangi.
MLIT telah melakukan studi ke
Banyuwangi sejak tahun lalu karena tertarik dengan pengembangan Smart Kampung
Banyuwangi. Selama melakukan studi di Banyuwangi, MLIT tertarik untuk mendukung
pengembangan teknologi manajemen pemeliharaan jalan (Road Manager).
"Terima kasih kepada
pemerintah Jepang dan Kementrian Dalam Negeri yang turut memfasilitasi
kerjasama ini. Hal ini akan sangat membantu kami dalam penataan dan pemantauan
kondisi jalan di Banyuwangi," kata Ipuk.
Road Manager merupakan teknologi
menganalisis dan melakukan pengecekan jalan secara cepat melalui alat yang
dipasang khusus pada armada yang digunakan untuk pengecekan jalan.
Selama ini pemantauan jalan
dilakukan secara manual dengan dibantu petugas yang keliling melakukan
pengecekan kondisi jalan.
"Dengan Road Manager ini,
sangat membantu dalam pemantauan jalan mengingat panjang jalan di wilayah
Banyuwangi merupakan yang terpanjang di Jawa Timur, dengan panjang jalan
mencapai hampir 3.000 kilometer. Ini akan membuat efisien kerja pemantauan jalan,
baik dari sisi waktu maupun biaya " jelas Ipuk.
Penerapan sistem
monitoring dengan memanfaatkan teknologi AI (artificial intellegence) ini telah
diujicobakan di sejumlah ruas jalan Banyuwangi oleh tim dari Jepang.
“Kami ingin memanfaatkan teknologi
yang ada di Jepang untuk mensupport Banyuwangi. Tentu disesuaikan dengan
kondisi yang ada di sini. Nanti kita akan terus melakukan perbaikan, dengan
menyesuaikan kondisi yang ada di Banyuwangi,” kata Hidetoshi Tamaoka.
Selain itu, pemerintah negeri Sakura
tersebut juga akan membantu Banyuwangi dalam pengembangan program Bike Sharing.
Bike Sharing merupakan konsep penggunaan sepeda oleh masyarakat dengan menyewa
di stasiun bike sharing. Bike sharing bertujuan agar warga menjadikan sepeda
sebagai transportasi utama.
“Kami juga sudah menggelar
workshop sekaligus menjajal rute bersepeda di wilayah Banyuwangi. Juga bertemu
langsung dengan para stakeholder komunitas pesepeda untuk memetakan rutenya,”
kata Tamaoka.
Rute yang diujicobakan adalah
rute keliling kota dan rute di seputar Desa Sukojati, Kecamatan Kabat. Mereka
mengaku sangat tertarik dengan rute yang ditawarkan Banyuwangi, khususnya yang
di Desa Sukojati.
“Sangat menarik, karena spot-spot pemberhentiannya menawarkan kekhasan lokal. Ada lokasi home industri batik, industri rumahan krupuk dan gula aren, juga sawah-sawah yang terbentang. Ini sangat diminati pelancong. “e depan, program ini nantinya akan terintegrasi dalam Smart Kampung,” kata Tamaoka.
Terkait program Bike Sharing ini, ditambahkan Ipuk akan meningkatkan pariwisata daerah. "Wisatawan akan menemukan experience baru menjelajah Banyuwangi dengan cara baru, bersepeda. Apalagi selama ini Banyuwangi telah dikenal menjadi surganya para pesepeda," pungkas Ipuk. (humas/kab/bwi)