DPRD Banyuwangi Dorong PUDAM Kembangkan Bisnis Air Minum Kemasan untuk Dongkrak PADDPRD Banyuwangi

DPRD Banyuwangi Dorong PUDAM Kembangkan Bisnis Air Minum Kemasan untuk Dongkrak PAD

Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono. (Foto: Fattahur/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id – Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono mendorong Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) setempat untuk berinovasi dengan mengembangkan produk air minum dalam kemasan.

Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan memberikan pilihan air minum berkualitas kepada masyarakat.

"PUDAM memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk air minum kemasan. Selain meningkatkan pendapatan, hal ini juga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal," ujar Ruliyono.

Baca Juga :

Menurut Ruliyono, Banyuwangi dengan kekayaan sumber daya airnya yang melimpah, memiliki peluang besar untuk menjadikannya sebagai salah satu produk unggulan daerah.

Terlebih, kata Ruliyono, saat ini sudah ada regulasi yang mengatur. Yakni Perda Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang telah disahkan pada 2023 lalu.

“Produk air minum kemasan dari PUDAM bisa menjadi salah satu produk unggulan daerah. Kami optimis, selain bisa dipasarkan tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional,” ungkapnya.

Ruli melanjutkan, dari segi pangsa pasar air minum kemasan yang nantinya dengan brand atau merek Banyuwangi bisa dijual baik pada kegiatan pemerintah seperti rapat, masyarakat, juga bisa menjangkau kawasan wisata.

“Kita juga perkenalkan kepada turis-turis asing yang datang ke Banyuwangi, dan tamu luar daerah bahwa kekayaan alam kita sangat melimpah. Salah satunya di sektor sumber daya air,” lanjutnya.

Ruliyono juga mendorong Pemkab untuk membuat naungan hukum BUMD multi usaha dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).

Hal ini untuk membuka peluang bagi pihak ketiga yang tertarik untuk bekerja sama dan memaksimalkan potensi usaha di berbagai sektor, seperti pelabuhan dan SPBU.

"Banyuwangi memiliki kawasan pelabuhan sendiri yang saat ini disewakan sekitar Rp 800 juta per tahun. Kami harap potensi ini bisa dikelola mandiri lewat BUMD," kata Ruliyono.

Politisi dari Partai Golkar itu optimistis, dengan pengelolaan mandiri, pendapatan yang diterima bisa jauh lebih besar, mencapai miliaran rupiah.

"Asumsinya, pendapatan yang diterima jauh lebih besar. Bisa-bisa sampai miliaran rupiah. Jadi bisa menunjang PAD kita untuk kepentingan kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.

Ruliyono juga menyarankan Pemkab Banyuwangi untuk mengembangkan bisnis SPBU di setiap kecamatan. Ia menyebut, pasar yang disasar sudah ada, yaitu masyarakat umum dan kendaraan dinas dari tingkat desa hingga kabupaten.

"Jika harapan ini terwujud, PAD kita akan meningkat pesat dan Banyuwangi bisa mandiri secara ekonomi," tandasnya. (fat)