Ribuan penonton penuh sesak di pinggir jalan yang dilalui peserta BEC 2024. (Foto: humas/kab/bwi/dok)
KabarBanyuwangi.co.id – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) digelar 9-14 Juli 2024, berlangsung sukses. Tidak hanya menyajikan perpaduan budaya yang memukau, event tahunan ini juga terbukti mampu mendongkrak perekonomian daerah.
Bahkan, BEC 2024 mampu menyedot lebih dari 80 ribu pengunjung. Antusiasme masyarakat ini berimbas pada peningkatan permintaan di berbagai sektor, mulai dari kuliner, akomodasi, hingga transportasi.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Banyuwangi, Ainur Rofiq mengungkapkan bahwa perputaran uang selama
gelaran BEC mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 9,1 miliar.
"Hasil pencatatan terakhir, perputaran uang yang
beredar selama gelaran BEC mencapai Rp 9,1 miliar. Angka ini terhitung lebih
tinggi dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 8,4 miliar," jelasnya.
Kontribusi terbesar berasal dari belanja pengunjung yang
mencapai Rp 2 miliar. Selain itu, sektor perhotelan juga turut menikmati
manisnya BEC. Sebanyak 14 hotel bintang 3 dan 4 di Banyuwangi mencatatkan
pendapatan sebesar Rp 1,725 miliar.
"Pembuatan kostum peserta juga menjadi salah satu
pemasukan yang cukup banyak mencapai Rp 1.35 miliar dari 135 peserta,"
sambungnya.
Berbagai sektor lainnya, seperti warung makan, toko
oleh-oleh, parkir, hingga penyewaan kendaraan turut merasakan dampak positif
dari BEC 2024.
"BEC ini selain menjadi ajang untuk memfasilitasi
kreativitas seni juga bisa menjadi peluang peningkatan ekonomi warga,"
ujarnya.
Menurut Rofiq, suksesnya BEC 2024 tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, termasuk para tamu undangan dari berbagai daerah yang
mengirimkan perwakilannya untuk mengisi rangkaian kegiatan BEC.
"Sejak gelaran pertamanya, BEC menjadi "hari
raya" bagi para pelaku pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. Hampir seluruh
lapisan pelaku ekonomi dapat dipastikan turut memperoleh keuntungan dari
penyelenggaraan BEC," tuturnya.
Rofiq menambahkan, BEC 2024 mengusung tema "Ndaru
Deso: Revival of Village", memiliki 7 subtema. Antara lain, Warisan
Budaya, Keindahan Alam, Atraksi Wisata Desa, Kuliner, Ekonomi Kreatif, Inovasi
Teknologi, dan umum.
"Kami berharap event tahunan ini juga dapat terus
sukses diselenggarakan tentunya atas kerja sama dan kolaborasi yang kuat,"
pungkasnya. (fat)