Festival Kita Bisa, Banyuwangi Dorong Potensi dan Prestasi Pelajar DisabilitasPemkab Banyuwangi

Festival Kita Bisa, Banyuwangi Dorong Potensi dan Prestasi Pelajar Disabilitas

(Foto: humas/kab/bwi)

KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi terus berupaya menciptakan ruang publik yang inklusif. Termasuk salah satunya memberikan panggung bagi anak-anak disabilitas, seperti Festival Kita Bisa.

Festival yang digelar di Banyuwangi Park, Selasa (13/12/2025) untuk memeriahkan rangkaian Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember. Festival itu menampilkan beragam kreasi seni dan olahraga dari anak-anak penyandang disabilitas. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi para anak berkebutuhan khusus (ABK) yang berprestasi tersebut. Di antaranya ada pemenang lomba lari, lomba puisi, lomba nyanyi untuk ABK. 

Baca Juga :

“Keterbatasan mereka bukanlah kekurangan. Justru dari sana lahir prestasi yang membanggakan kita semua. Festival ini adalah wujud komitmen Pemkab Banyuwangi memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh anak,” kata Bupati Ipuk.

Ipuk menegaskan Banyuwangi berkomitmen menjadi kabupaten yang inklusif bagi semua. Pemerintah daerah, kata dia, tidak hanya memberi ruang ekspresi melalui festival, tetapi juga menyerap aspirasi penyandang disabilitas melalui program “Rembug Disabilitas”.

Dari forum tersebut, pemkab merumuskan kebijakan berbasis pengalaman nyata penyandang disabilitas untuk mewujudkan harapan yang mereka inginkan.

“Kami juga melaksanakan program sekolah inklusif yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk bisa bersekolah umum bersama teman lainnya,” sambungnya.

Selain itu masih di sektor pendidikan, pemkab telah membuka jalan bagi difabel yang ingin meraih cita-citanya. Pemkab selama ini memberikan beasiswa Banyuwangi Cerdas, salah satunya bagi pelajar difabel berprestasi.

Sementara di sektor ketenagakerjaan, pemerintah daerah juga membuka peluang bagi difabel untuk menjadi ASN.

“Anak-anak jangan menyerah, selalu ada jalan untuk yang sungguh-sungguh mengejar impiannya. Kami telah membuka peluang ini dan akan menjembatani,” kata Ipuk.

Ipuk juga mengajak para pelajar untuk saling menghargai dan saling membantu. Tidak boleh ada perundungan, penghinaan, maupun kekerasan terhadap anak-anak dengan keterbatasan fisik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, menjelaskan Festival Kita Bisa menjadi bagian dari upaya mengukuhkan Banyuwangi sebagai kabupaten inklusif, khususnya di bidang pendidikan.

“Kegiatan ini memberi panggung bagi anak-anak disabilitas yang bersekolah di sekolah reguler, agar bakat dan potensinya bisa tersalurkan sekaligus diapresiasi,” ujar Suratno.

Ia menyebut, rangkaian Festival Kita Bisa telah dimulai sejak Agustus 2025, mulai dari asesmen satuan pendidikan inklusif, bimbingan teknis guru pembimbing khusus, hingga pekan olahraga dan seni anak inklusif.

Saat ini, terdapat 173 satuan pendidikan penyelenggara inklusif di Banyuwangi, dengan 1.275 siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah reguler, didampingi sekitar 250 guru pembimbing khusus.

“Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra nasional dan internasional, kami berharap Banyuwangi semakin kuat sebagai kabupaten inklusif dan mampu memberikan layanan pendidikan terbaik bagi semua anak,” pungkasnya. (*)