Ipuk vs Gus Makki Pilkada Banyuwangi Jilid 2, Siapa Unggul?

Ipuk vs Gus Makki Pilkada Banyuwangi Jilid 2, Siapa Unggul?

Ali Nurfatoni, Sekretaris Forum Diskusi Dapil se-Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Meski digelar masih kurang 8 bulan lagi, namun tensi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuwangi tahun 2024 semakin menghangat. Bahkan, disinyalir pada edisi kali ini berpotensi “tarung bebas” antar kandidat dan mengulang edisi pilkada 2020 lalu.

Hal itu seiring kabar yang mencuat ke permukaan dari tokoh sentral NU Kabupaten Banyuwangi, H. Mohammad Ali Makki Zaini atau Gus Makki. Betapa tidak, mantan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) tersebut justru ditengarai bakal maju sebagai calon bupati Banyuwangi periode 2024-2029.

Bukan hanya isapan jempol belaka dan bukan main-main, Gus Makki justru disebut dan disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Muhaimin Iskandar.

Baca Juga :

Dalam sebuah acara di markas besar PKB di Jakarta, Gus Muhaimin Iskandar mengatakan, bahwa Gus Makki insyallah adalah calon bupati Kabupaten Banyuwangi.

Nah, jika ini benar-benar realisasi dan menjadi cabup, maka akan terjadi Pilkada Banyuwangi jilid 2 antara Gus Makki vs Ipuk Fiestiandani. Tentu, kubu pendopo dituntut waspada jika melihat fenomena dan perkembangan situasi politik saat ini.

Sebagai catatan, bahwa Gus Makki diketahui terang-terangan melawan Abdullah Azwar Anas (A3) pada Pilkada Banyuwangi empat tahun lalu. A3 jelas mendukung istrinya, Ipuk Fiestiandani dengan calon wakil H Sugirah; sementara Gus Makki yang notabene kala itu sebagai ketua PCNU Banyuwangi berada di barisan pendukung Yusuf Widyatmoko - Gus Riza Azizi.

Head to head pada Pilkada Banyuwangi tersebut menghasilkan suara yang sangat ketat. Betapa tidak, paslon Ipuk - Sugirah dengan Nomor Urut 2 hanya menang tipis atas Yusuf - Riza dengan prosentase 52,4 persen.

Pada pilkada 2024 ini, Gus Makki tidak bisa dianggap remeh. Sudah jelas, bahwa pengasuh pondok pesantren Bahrul Hidayah, Rayut, Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono itu kini sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua PCNU Banyuwangi.

Sebab, upaya menggelar konferensi cabang PCNU Banyuwangi berakhir tragis. PBNU malah menerbitkan surat penunjukan karteker untuk PCNU Banyuwangi.

Tentu, munculnya karteker ini memang tidak bisa dikaitkan dengan isu politik menjelang Pilkada di kabupaten ujung timur pulau Jawa ini. Tetapi, perkembangan dan dinamika yang ada juga tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi saat ini ditengarai karena urusan politik. Ya atau tidak, yang jelas PCNU untuk kemaslahatan umat sementara bupati untuk manfaat untuk rakyat.

Sebagai pengingat, PBNU melalui ketua umumnya, Gus Yahya pernah menegur PCNU Banyuwangi terkait dengan pertemuan silaturahmi PKB yang digelar di PCNU Banyuwangi.

Sementara, H. Syaifullah Yusuf sebagai sekretaris jenderal PBNU, terang-terangan berbeda pandangan dengan Ketua Umum (Ketum) PKB, Gus Muhaimin. Dalam beberapa kesempatan, kedua tokoh Nasional itu saling sindir menjelang dan Pasca Pilpres.

Syaifullah Yusuf adalah Calon Gubernur Jawa timur tahun 2018 lalu dan berpasangan dengan A3. Meskipun, belakangan A3 memilih mundur dari pencalonan sebagai wakil gubernur karena viralnya skandal foto “paha mulus” yang ramai di berbagai media.

PKB selama ini dikenal menerjunkan kadernya sendiri bertarung dalam pemilu, termasuk di Pilkada serentak. Cukup banyak jago dari PKB yang unggul dalam Pilkada khususnya di Jawa timur.

PKB dan PDI-P juga kerap kali saling berseberangan dalam momentum Pilkada dalam edisi Pilkada terakhir. PKB mengusung calon sendiri, PDI-P juga pasang kadernya sendiri.

Dengan demikian, PKB dan PDI-P berpotensi akan terjadi pertarungan sengit di Banyuwangi. Jika PDI-P masih tetap mengusung petahana, maka potensi PKB bisa saja Gus Makki sebagai mantan ketua PCNU Banyuwangi dapat mandat dari PKB. 

Atau PKB bisa memilih Gus Munib sementara panglima perangnya adalah Gus Makki. Menarik untuk ditunggu!

(Penulis: Ali Nurfatoni, sekretaris forum diskusi dapil se-Banyuwangi)i Nurfatoni, sekretaris forum diskusi dapil se-Banyuwangi)