Kesenian Jaran Paju Gandrung hibur warga Boyolangu, Giri, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, disuguhkan hiburan yang mulai jarang terlihat dalam sebuah hajatan khitanan, Sabtu (19/4/2025).
Kesenian tradisional Jaran Paju Gandrung, yang selama ini nyaris tak terdengar gaungnya, kembali hadir memukau, menjadi perhatian di tengah dominasi Jaranan dan Barong yang lebih familiar di Bumi Blambangan.
Kehadiran Jaran Paju Gandrung dalam acara tersebut sontak
menjadi perhatian. Kesenian unik yang merupakan pengembangan dari Jaran Kencak
dengan kuda-kuda terlatih menari mengikuti irama musik Gandrung, kini semakin
langka seiring berkurangnya populasi kuda penari.
Rudi Hartono, seorang seniman sekaligus pewaris tradisi
Jaran Paju Gandrung, tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya bisa kembali
tampil di hadapan publik. Ia mengenang masa kejayaan kesenian ini yang kini
tergerus perkembangan zaman.
"Dulu, hampir setiap ada acara, Jaran Paju Gandrung
selalu diundang. Sekarang, jangankan sering, hampir tidak pernah," tutur
Adi.
"Acara di Boyolangu ini menjadi ajang silaturahmi
dan pengobat rindu bagi kami para pelaku seni," imbuhnya
Sebelas ekor kuda dengan keahlian menari yang memukau
turut ambil bagian dalam pertunjukan diiringi alunan musik Gandrung sepanjang
hari itu. Mereka datang dari berbagai penjuru Banyuwangi, menunjukkan
antusiasme untuk melestarikan kesenian ini.
"Kami sangat senang bisa kembali menunjukkan Jaran
Paju Gandrung kepada masyarakat. Ini adalah warisan budaya leluhur yang sangat
tua dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya," ujar Rudi
dengan nada penuh harap.
Masyarakat yang hadir pun tampak terhibur dan memberikan
apresiasi tinggi atas penampilan langka ini.
Banyak yang berharap, kembalinya Jaran Paju Gandrung di
Boyolangu dapat menjadi titik awal kebangkitan kembali kesenian adiluhung yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Banyuwangi. (red)