Sekolah Rakyat Bagi Pelajar Dari Keluarga Miskin Segera Hadir di Banyuwangi, Pemkab Usulkan Dua LokasiPemkab Banyuwangi

Sekolah Rakyat Bagi Pelajar Dari Keluarga Miskin Segera Hadir di Banyuwangi, Pemkab Usulkan Dua Lokasi

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) koordinasi pembentukan Sekolah Rakyat bersama Forkopimda Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan persiapan Sekolah Rakyat terus dimatangkan. Ia berharap Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten pelopor program ini.

Pemerintah mengalokasikan 200 titik Sekolah Rakyat di berbagai daerah pada tahap pertama ini. Lahan yang dibutuhkan minimal 6 hektare per lokasi untuk tiga jenjang pendidikan, SD, SMP, SMA, termasuk asrama siswa, perumahan guru, serta sejumlah fasilitas.

"Banyuwangi termasuk yang sudah mengusulkan lahan lebih dari 7 hektare, artinya itu sudah tercukupi. Kami berharap Banyuwangi bisa menjadi pelopor dari Sekolah Rakyat ini," kata Gus Ipul dalam acara dialog dan koordinasi pembentukan Sekolah Rakyat yang digelar di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (18/4/2025).

Baca Juga :

Kemensos didukung oleh banyak kementerian sebagai bagian dari Instruksi Presiden Instruksi (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, salah satunya dengan mendirikan sekolah rakyat.

Menurut Gus Ipul, progres saat ini masih pada tahap verifikasi dengan melibatkan sejumlah kementerian. Sarana dan prasarana akan ditangani oleh PUPR. Sementara untuk kebutuhan guru dan kurikulum akan dikoordinasikan dengan Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen).

"Skema rekrutmen yang disiapkan yakni dari unsur PNS, P3K penuh waktu dan paruh waktu. Jika belum cukup, maka dipertimbangkan merekrut guru yang telah tersertifikasi PPG," jelasnya.

Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi pelajar dari keluarga miskin, khususnya mereka yang masuk daftar Desil 1 dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi (DTSEN). "Sekolah Rakyat ini diperuntukkan bagi yang masuk Desil 1. Desil 1 itu ada 9 juta KPM di seluruh Indonesia. Kalau sudah tidak ada maka bisa dari Desil 2," ujarnya.

Gus Ipul menyebut, hingga kini sudah ada 53 titik yang siap menjalankan Sekolah Rakyat. Kuota siswa di setiap lokasi ditargetkan mencapai 1.000 orang. Model pendidikannya mengombinasikan pendidikan formal dengan pendidikan karakter.

“Seluruh kebutuhan siswa dari mulai makan, minum, hingga perlengkapan belajar akan ditanggung pemerintah. Ini sesuai arah Presiden," tegasnya.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan kesiapan daerahnya. Pihaknya juga telah mengusulkan dua lokasi sementara yang bisa difungsikan untuk gedung Sekolah Rakyat.

"Untuk tempatnya sudah dicek oleh Kemensos. Kita usulkan dua lokasi yakni di Rusunawa Klatak dan Balai Diklat di Kecamatan Licin. Nanti tergantung Kemensos lebih cocok yang mana," kata Ipuk.

Banyuwangi jadi salah satu kabupaten di Jatim yang masuk dalam daftar verifikasi oleh Kemensos terkait layak dan tidaknya menggelar pembelajaran di Sekolah Rakyat pada tahun ini.

"Mudah-mudahan dua tempat yang kita usulkan itu layak, agar bisa memulai pembelajaran di Sekolah Rakyat pada tahun ini," tuturnya. (fat)