Petugas cek kelengkapan dokumen sapi. (Foto: Fattahur/dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi mencatat pengiriman hewan ternak dari Nusa Tenggara Barat (NTB) tujuan Jabodetabek via Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, sudah mencapai ratusan ekor sapi.
Kepala Kantor Kesyahbadaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting mengungkapkan, sejak tiga minggu lalu sedikitnya sudah ada empat kali bongkar muat sapi yang dikirim dari NTB tujuan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi).
"Jumlahnya sudah mencapai 994 ekor sapi. Setelah
dilakukan bongkar muat dan pemeriksaan, ratusan sapi itu dari NTB tujuan
wilayah Jabodetabek," kata Benyamin Ginting kepada wartawan, Sabtu
(2/7/2022).
Ginting menjelaskan, di tengah merebaknya wabah Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK), ada prosedur pengiriman hewan ternak yang harus dipatuhi.
Begitu tiba di Banyuwangi, pemeriksaan tidak hanya dilakukan sekali. Selain di
pelabuhan, pemeriksaan hewan juga dilakukan di Kantor Karantina Hewan
Banyuwangi.
Di pelabuhan, petugas akan memastikan jumlah pengiriman
harus sesuai dengan berita acara yang ada, jika lebih satu ekor, maka
kelebihannya bisa dikategorikan ilegal.
Tak hanya itu, surat-surat kapal dan jumlah anggota pengawal sapi yang ikut juga harus dilengkapi administrasi yang telah ditentukan. Jika semua sudah dipastikan sesuai SOP, maka baru bisa dilakukan bongkar muat kapal. "Jika tak sesuai SOP, dipastikan pengiriman hewan ternak ke daerah tujuan tak bisa dilakukan," tegasnya.
Letkol Marinir Benyamin Ginting, Kepala Kantor KSOP Kelas III Tanjung Wangi,. (Foto: Istimewa)
Benyamin memastikan, ratusan sapi yang dikirim dari NTB itu
telah dilakukan pemeriksaan dokumen dan dipastikan sehat.
"Bahkan ketika tiba di Banyuwangi dan akan dikirim ke
Jabodetabek, masih dilakukan pemeriksaan ulang dan dilakukan penyemprotan oleh
petugas karantina hewan. Sehingga kondisi sapi tersebut dipastikan sehat,"
jelasnya.
Benyamin menambahkan, jumlah sapi yang dikirim dari NTB
diprediksi akan terus bertambah. Sebab berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya,
puncak pengiriman ternak biasanya terjadi pada H-5 Idul Adha.
"Saat ini saja masih H-9, biasanya puncak pengiriman
terjadi H-5, sehingga diprediksi pengiriman masih akan terus berlangsung,"
tandasnya. (fat)