Pasar hewan di Banyuwangi. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Sebaran penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak terus meningkat di Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan data kumulatif dari Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi hingga Senin (6/6/2022), tercatat ada 118 ekor sapi terindikasi PMK. Padahal sebelumnya hanya 39 ekor sapi di 9 kecamayan yang terpapar PMK. Kini cakupannya meluas di 14 kecamatan.
"Ya, ada di 14 kecamatan dan ada 118 ternak yang
mengalami gejala PMK," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat
Veterine, Dinas Pertanian Banyuwangi Nanang Sugiharto, Senin (6/6/2022).
Menurutnya tingkat penularan PMK sangat cepat. Meski
demikian, hingga saat ini belum ada laporan ternak mati akibat terpapar
penyakit tersebut.
"Alhamdulillah belum ada laporan kematian, ada
pelaporan justru tingkat kesehatan hewan ternak mulai membaik setelah kita
berikan obat-obatan dan upaya yang kita maksimalkan," kata Nanang.
Dinas hingga saat ini terus bergerak melakukan pencegahan
supaya penyakit itu tidak menyebar lebih luas. Bahkan Dinas Pertanian dan
Pangan telah bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam melakukan pengawasan
dan pengetatan lalu lintas peredaran hewan ternak.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (Foto:
Fattahur)
Seirig dengan meningkatnya penyebaran PMK di Banyuwangi,
Dinas berencana menutup sementara sejumlah pasar hewan yang berada di wilayah
perbatasan Banyuwangi. "Kemungkinan pasar hewan di Kecamatan Glagah dan
Wongsorejo, minggu depan ditutup sementara," ujarnya.
Terpisah, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani meminta
Dinas Pertanian dan Pangan mengambil langkah lebih tegas lagi untuk menekan
penyebaran PMK.
"Kami minta dinas terkait lebih meningkatkan
pemeriksaan di semua titik yang sudah terindikasi PMK, harus ada lockdown tidak
boleh ada hewan ternak dari luar daerah masuk Banyuwangi," tegasnya. (fat)