Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestinadani meninjau vaksinasi bagi penyandang Disabilitas. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan program vaksinasi bagi penyandang disabilitas di Banyuwangi tercover seluruhnya. Hal ini juga sebagai upaya percepatan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
Vaksin yang disuntikkan kepada penyandang disabilitas yakni vaksin jenis Sinopharm. Setidaknya sudah ada dua kecamatan di Banyuwangi yang telah memulai vaksinasi, yakni Kecamatan Banyuwangi dan Cluring.
"Kecamatan Banyuwangi kita laksanakan di 4 titik,
salah satunya di tempatkan di Polresta Banyuwangi vaksinasi bagi kaum
disabilitas, kemudian di Puskesmas Singotrunan, Kertosari dan Sobo,” kata
Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono melalui Kabid Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Dinkes dr. Andriyani Hamzah, Selasa (10/8/2021).
Untuk Kecamatan Cluring dilakukan oleh faskes di Puskesmas
Benculuk. Untuk yang hari ini ada sekitar 185 dosis, tidak menutup kemungkinan
akan penambahan sekitar 700, sehingga menjadi 800 dosis untuk penyandang
disabilitas," imbuhnya.
Andriyani menjelaskan, pemberian jenis vaksin jenis
Sinopharm ini juga ada ketentuan-ketentuannya. Salah satunya adalah vaksin ini
diberikan kepada usia 18 tahun keatas dan untuk usia 12 keatas kita menggunakan
jenis Sinovac.
"Sejauh ini kami masih terus menggalakkan vaksinasi
bagi penyandang disabilitas dengan cara jemput bola," akunya.
Menurut Andriyani, peningkatan imun dalam tubuh sangat
dibutuhkan di masa pandemi seperti sekarang ini. Salah satu cara meningkatkan imun
yakni melalui vaksinasi, kekebalan tubuh akan tercapai bila vaksinasi sudah
diberikan dua dosis.
Sehingga dapat melindungi seseorang dari potensi penularan
Covid-19. Meski sudah divaksin, protokol kesehatan harus tetap dilakukan untuk
memberikan perlindungan yang optimal.
"Vaksinasi dilakukan dua kali pada masyarakat. Karena
sejauh ini masyarakat masih banyak yang menganggap jika vaksinasi hanya
dilakukan satu kali. Oleh karena itu kami terus gencar memberikan
edukasi," jelasnya.
Andriyani menambahkan, prosentase penyuntikan vaksin dosis
kedua di Banyuwangi masih mencapai 6,14 persen. Terbilang cukup jauh dari total
30 persen yang sudah melakukan vaksinasi
dosis pertama.
"Kenapa belum tercapai karena rentangnya cukup jauh,
sebagian masih menunggu, mengingat interval dari masing-masing jenis vaksin
yang berbeda, kalau Astrazeneca itu interval waktunya 12 sampai 18 minggu sejak
penyuntikan dosis pertama. Kemudian Sinovac 28 hari dan Sinopharm ini 21
hari," pungkasnya. (fat)