(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bersama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi menggelar kick off Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (20/10/2025).
Acara tersebut juga ditandai dengan pencanangan Pesantren Aman bersama dengan Kementerian PUPR.
“Pesantren memiliki karakteristik
khas yang perlu dipertahankan. Seperti halnya senantiasa mengedepankan akhlakul
karimah,” ungkap Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Zulfa
Mustofa yang memulai kick off tersebut.
“Namun, pesantren juga harus
mengadaptasi akan hal-hal positif. Seperti halnya ilmu arsitektur untuk
memastikan pembangunan gedung pesantren aman,” tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Zulfa,
pesantren harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk terus mengembangkan
diri. Namun, bukan berarti lantas tunduk pada hal baru yang kemudian mengubah
karakter luhur pesantren.
Hal senada ditegaskan Bupati
Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Ia mengapresiasi peran pesantren yang telah
banyak berkontribusi dalam pembangunan daerah. Khususnya dalam menyediakan
pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat.
“Kami banyak berhutang budi
dengan pesantren. Pesantren telah banyak berkontribusi, khususnya dalam
mendidik masyarakat, menjaga akhlak dan budi pekerti masyarakat,” ungkap Ipuk.
Ipuk juga menegaskan jika pemkab
Banyuwangi berusaha untuk terus hadir dalam mengembangkan pesantren. Meskipun
terjadi menurunnya ruang fiskal, pemerintah akan terus berupaya memberikan
sentuhan pada pesantren.
“Tentu saja, tetap akan
mengedepankan asas proporsionalitas dan skala prioritas. Jadi, tidak secara
keseluruhan pesantren bisa diberikan hibah pembangunan, misalnya. Namun, akan
terus ada program pembinaan dan pengembangan yang bisa diakses semua
pesantren,” terangnya.
Ketua PCNU Banyuwangi menegaskan
jika HSN 2025 diisi dengan berbagai kegiatan hingga puncaknya pada 22 Oktober
mendatang. Salah satunya pencanangan pesantren aman dengan mengedepankan
konstruksi bangunan yang sesuai dengan standard.
“Kami mengajak para pengasuh
pesantren untuk mendengar paparan dari Kementerian Pekerjaan Umum guna
mengetahui standard yang benar dan aturan yang semestinya dalan mendirikan
pesantren,” terangnya.
Dalam simposium tersebut,
menghadirkan Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Jawa Timur,
Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi dan Kepala Kementerian Agama Kabupaten
Banyuwangi.
Simposium tersebut tidak hanya
mensosialisasikan aturan. Namun, juga membuka ruang konsultatif dan
pendampingan pembangunan pesantren.
“Saya kira ini forum yang penting
untuk menyatukan pemahaman. Sehingga nantinya bisa dihasilkan sesuatu yang
terbaik, baik bagi pesantren maupun bagi pemerintah yang berupaya hadir mendampingi
pesantren,” tegas Pengasuh PP. Adz-Dzikra, Tukangkayu, Banyuwangi KH. Ir.
Achmad Wahyudi.
Dalam kesempatan tersebut hadir sejumlah pengasuh pesantren dari berbagai daerah di Banyuwangi. Seperti PP. Darussalam, Kalibaru; PP. Darul Magfur, Srono; PP. Al-Kalam, Blimbingsari; PP. Mambaul Ulum, Muncar; PP. Darul Ridwan, Songgon dan sejumlah pesantren lainnya. (humas/kab/bwi)