Kisah Didit Merintis Usaha Kuliner Secara Otodidak Lewat YouTubeJajanan Bocil

Kisah Didit Merintis Usaha Kuliner Secara Otodidak Lewat YouTube

Didit Hendrawan membantu istri dan para karyawannya mengolah sosis bakar di lapak "Jajanan Bocil". (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Kisah perjuangan Didit Hendrawan (36), warga Kelurahan Kebalenan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, merintis usaha mulai dari bawah. Bermodal keyakinan, doa, serta dukungan dari keluarga, usaha kuliner yang dirintis bersama istrinya itu mulai membuahkan hasil.

Kisahnya dimulai sekitar tahun 2001 silam, ia terjun ke dunia usaha dengan membantu rekannya berjualan kuliner jagung susu keju atau Jasuke di sekitar Taman Blambangan.

Setelah beberapa bulan membantu temannya, Didit melepaskan diri dan mencoba keberuntungannya sendiri dengan membuka jajanan yang serupa di tempat berbeda.

Baca Juga :

"Sekitar dua bulan saya ikut teman jualan jasuke. Disitu saya belajar banyak. Sampai saya coba jualan Jasuke sendiri di sekitar Jalan Kolonel Sugiono," ucap Didit, Senin (25/4/2022).

Dari situ, ia mulai menekuni usahanya yang dirintis bersama istrinya, Lilia Daryantami. Didit membagi waktu kerjanya untuk mencoba membuat resep olahan Jasuke dengan beragam pilihan rasa hingga mahir.

Bahkan dari keuletannya belajar masak, bapak tiga anak ini menemukan feel masak dengan mencoba olahan kuliner baru. "Saya belajar secara otodidak dari melihat YouTube, kemudian saya kembangkan sendiri," akunya.

Meski Didit pekerja kantoran, ia mengaku tak malu sedikitpun menjalankan bisnisnya. Menurutnya, asalkan halal, apapun ia lakukan. Itu ia lakoni demi meraup pundi-pundi rupiah.

"Awal-awal memang saya akui terasa sulit, bahkan sempat dicibir. Tapi saya tanggapi biasa saja dan saya jadikan motivasi," ucapnya.

Singkat cerita, Didit sukses meracik dan menciptakan menu baru untuk dijual. Olahan seperti sosis bakar hingga aneka seafood sipasarkan di lapak kecilnya di Jalan Letjen Sutoyo, Lingkungan Setro Penganten, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi, yang kini menjadi lokasi Pasar Takjil selama bulan Ramadhan.


Lapak "Jajanan Bocil" milik Didit ramai pembeli. (Foto: Fattahur)

Lapaknya dikerumuni anak-anak kecil, maklum lapaknya itu ia namai dengan "Jajanan Bocil". Kalangan remaja hingga orang dewasa pun sampai antre untuk membeli jajanan hingga Didit kewalahan melayani pembeli. 

Berkat kemajuan pesat bisnisnya itu, Didit bisa memberdayakan warga dengan menjadikannya sebagai karyawan tetapnya. "Total ada tujuh karyawan, tiga karyawan di rumah, dan sisanya di stand. Mereka rata-rata masih keluarga dan tetangga dekat," ujarnya.

Usaha tak menghianati hasil. Dari bisnis sosis bakar dan olahan aneka seafood yang ia baru buka sebulan tersebut, Didit mampu meraup laba kotor di kisaran Rp. 500 ribu hingga Rp. 1,5 juta per harinya.

"Ya bersyukur mas bisa untuk kebutuhan sehari-hari dan menggaji karyawan," ucapnya.

Setelah usahanya berkembang nanti, ia memiliki keinginan memiliki toko ataupun lapaknya sendiri. Sebab saat ini ia berdagang mulai sore hingga malam hari di pinggir jalan.

"Karena kalau jual di pinggir jalan, terkadang bersinggungan dengan petugas. Makanya saya ingin punya toko sendiri. Ya mudah-mudahan terwujud," harapnya. (fat)