Ketua dan anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi meninjau progres pembangunan TPS 3R di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Komisi IV DPRD Banyuwangi berharap adanya percepatan proses perizinan pembangunan Tempat Pemgelolaan Sampah Reduse, Reuse, Recycle (TPS 3R) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Patemo usai melakukan tinjau lapang bersama anggota dewan lainnya di TPS 3R Desa Karetan, Jumat (17/10/2025).
"Kita berharap Dinas Lingkungan Hidup bisa membantu
mempercepat proses perijinan pembangunan TPS 3R di Desa Karetan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku," ujar Patemo.
TPS 3R di wilayah itu akan mengelola sampah dari 37 desa
di 8 kecamatan dengan kapasitas 160 ton per hari. Dan sebelumnya TPS 3R telah
dibangun di Desa Balak, Kecamatan Songgon.
Politisi PDIP asal Kecamatan Bangorejo itu menilai,
lokasi pembangunan TPS 3R di Desa Karetan telah memenuhi aspek teknis dan
lingkungan. Menurutnya, area tersebut memiliki lahan luas, mudah diakses, serta
tidak menganggu estetika maupun lalu lintas.
Berdasrkan laporan DLH yang diterima Komisi IV, kata
Patemo, saat ini proyek TPS 3R masih pada tahap cut and fill untuk penyiapan
lahan konstruksi.
Pekerjaan tengah berprogres pada bagian pondasi, pagar
keliling, dan bangunan penyangga lainnya. "Targetnya bulan Juni 2026
pembangunan sudah tuntas," imbuhnya.
Selain TPS 3R
Karetan, Pemkab juga menyiapkan dua Stasiun Peralihan Antara (SPA) di Kelurahan
Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, dan di Desa Setail, Kecamatan Genteng.
Kedua fasilitas tersebut merupakan bagian dari program
Banyuwangi Hijau Fase 3, dengan dukungan Clean Rivers, Uni Emirat Arab.
Masing-masing SPA memiliki kapasitas 50 ton sampah per hari.
Dengan demikian, total kapasitas dari ketiga fasilitas
baru itu mencapai 260 ton per hari dan diproyeksikan mampu melayani hingga 1,4
juta penduduk Banyuwangi.
“Dengan total populasi Banyuwangi sebanyak 1,7 juta jiwa,
artinya program Banyuwangi Hijau akan bisa menjangkau hampir seluruh warga,”
jelasnya.
“Sisanya akan dilayani melalui dukungan pihak lain,
seperti Sungai Watch dan Clean Oceans Through Clean Communities (CLOCC) dari
Norwegia,” pungkasnya. (fat)