(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Perhelatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang setiap tahunnya mendapat animo tinggi dari masyarakat, pada tahun ini mendapat dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember.
Memeriahkan BBF, OJK menggelar beragam kegiatan edukatif untuk meningkatkan literasi keuangan warga. Beragam kegiatan tersebut dibalut dalam Pameran Lembaga Jasa Keuangan bagian dari kegiatan Bulan Inklusi Keuangan.
Acara yang berlangsung pada 17–18
Oktober di Gesibu Blambangan ini menghadirkan berbagai layanan dan informasi
produk lembaga keuangan, sekaligus menampilkan beragam karya batik dari puluhan
pelaku UMKM batik Banyuwangi.
Puluhan stan lembaga keuangan dan
pengrajin batik berjejer rapi menampilkan produk unggulan mereka. Tahun ini,
BBF mengusung tema “Gemelare Jarit Wader Kesit”, yang terinspirasi dari salah
satu motif khas batik Banyuwangi.
Motif tersebut ditampilkan dalam
parade pemilihan Duta Batik Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang diikuti 36
peserta.
“Ini gerakan bersama untuk
memperkuat budaya lokal dan meningkatkan literasi serta inklusi keuangan bagi
masyarakat,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyaksikan BBF,
Jumat malam (17/10/2025).
Menurut Ipuk, banyak sekali motif
batik di Banyuwangi. Tema peragaan busana yang menampilkan motif Wader Kesit
sekaligus mengenalkan dan mempopulerkan karya batik Banyuwangi agar semakin
dicintai masyarakat luas.
Dalam festival tersebut,
masyarakat juga mendapat sosialisasi langsung dari OJK mengenai literasi
keuangan. Edukasi diberikan tentang cara menghindari pinjaman online, bahaya
judi online, serta kewaspadaan terhadap investasi bodong.
“Mudah-mudahan dalam kegiatan ini
membuka wawasan bagi masyarakat, agar literasi keuangan tidak hanya tahu angka
tapi juga arah hidup,” tambah Ipuk.
Kepala OJK Jember, Muhammad Mufid
mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya bersama antara OJK dan Tim Percepatan
Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Banyuwangi untuk mempercepat inklusi keuangan
masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM.
“Bayangkan pembatik di Banyuwangi
bisa dengan mudah mendapatkan akses permodalan dari lembaga jasa keuangan,
menabung dari hasil penjualan batik, bahkan menjual produknya secara online.
Maka, masyarakat Banyuwangi akan semakin sejahtera,” ujarnya.
Mufid menjelaskan, hingga
triwulan ketiga 2025 OJK Jember telah melaksanakan 48 kegiatan edukasi keuangan
kepada 22.463 orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Bersama Pemkab Banyuwangi, OJK
juga aktif menjalankan program Satu Rekening Satu Pelajar, literasi keuangan
bagi komunitas difabel, serta edukasi kepada tiga pilar pemerintahan di daerah.
Menurutnya, banyak masyarakat
yang kehilangan uang karena tergiur iming-iming keuntungan besar tanpa risiko,
seperti investasi bodong. “Di sini Pemkab dan OJK hadir untuk memberikan
pendampingan kepada masyarakat,” tegas Mufid.
OJK juga mencatat pertumbuhan
ekonomi Banyuwangi pada triwulan kedua 2025 mencapai 5,58 persen, lebih tinggi
dibandingkan Jawa Timur sebesar 5,23 persen dan nasional 5,12 persen.
Sektor pertanian, perdagangan,
pariwisata, ekonomi kreatif, dan batik menjadi pendorong utama pertumbuhan
tersebut. Lebih menggembirakan lagi, tingkat kemiskinan Banyuwangi menurun
menjadi 6,13 persen, terendah sejak 2003.
“Hari ini OJK sangat bangga berkolaborasi dengan Banyuwangi Batik Festival. Karena batik bukan sekadar motif, tapi hasil kerja keras, kreativitas, dan ketekunan. Sama seperti inklusi keuangan yang membutuhkan proses panjang hingga menghasilkan karya bernilai tinggi,” tandas Mufid. (humas/kab/bwi)